Bhikkhu Upasanto dalam Hikmah Asadha 2566 TB. mengatakan, pada peristiwa Asadha, Sang Buddha membeberkan khotbah Pemutaran Roda Dhamma (Dhammacakkappavattana Sutta) yang berisi Empat Kebenaran Mulia. Yaitu : Tentang Dukkha, Asal Mula Dukkha, Akhir Dukkha dan Jalan Mengakhiri Dukkha. Empat Kebenaran Mulia menjadi ajaran yang pertama dari Sang Buddha, yang merupakan inti ajaran Buddha.
Dukkha adalah ketidakpuasan yang disebabkan oleh nafsu keinginan (tanha) yang bersumber dari ketidaktahuan (avijja) dan kebodohan batin (moha). Selama seseorang belum mampu melihat dan memahami dukkha di dalam dirinya masing-masing dengan mata batin, maka proses perubahan akan terus terjadi dan kondisi tidak memuaskan akan terus dialami.
Jika ingin terbebas dari dukkha, maka seseorang harus menjalankan Jalan Mulia Berunsur Delapan sebagai jalan mengakhiri dukkha yang terdiri dari : pengertian benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, perhatian benar dan konsentrasi benar.
Empat Kebenaran Mulia bukanlah ajaran yang pesimis, sebaliknya ajaran yang realistis dan optimis dalam memandang kehidupan ini. Dengan adanya Jalan Mulia Berunsur Delapan menjadi solusi bagi kita untuk dapat memahami dan mengakhiri dukkha dalam hidup ini.
“Untuk itu, umat Buddha hendaknya memiliki kesempatan untuk senantiasa belajar dan mempraktikkan Dhamma dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga memperoleh hasil dan manfaat dari belajar dan mempraktikkan Dhamma tersebut. Karena jika hanya mengandalkan kebajikan dari masa lalu sangatlah riskan. Sehingga kita sudah sepatutnya melakukan kebajikan secara berkesinambungan sehingga tidak dikatakan “kita makan nasi sisa” (hanya panen kebajikan dari masa lalu), “pesan Bhikkhu yang tahun ini bervassa di Vihara Sasanadipa mengakhiri Hikmah Asadha. (mi_dhata)