”Dari jajaran Pemkab Pohuwato ada gagasan, seandainya coash mahasiswa kedoketaran boleh ditugaskan di Pohuwato. Jika mahasiswa boleh asistensi melalui virtual (vicon), akan sangat membantu. Kebetulan di Pohuwato
terdapat 2 Rumah Sakit dan 16 Puskesmas,” ungkap Iskandar.
Senada dengan itu, Ketua DPRD Pohuwato, Nasir Giasi menandaskan, pihaknya sangat senang, karena DPRD sebagai pengawas pemda Pohuwato diundang turut serta menyaksikan penandatanganan MoU UMI – Pohuwato.
Menurut Ketua DPRD Pohuwato, daerahnya baru berusia 20 tahun. Hasil penelitian, wilayah kami miliki deposit emas 2,5 juta ton dan dalam waktu dekat kegiatan tambang akan operasional.
”Terkait potensi alam itu, pengembangan SDM Pohuwato harus mampu terimbangi. Tujuannya agar kelak penduduk Pohuwato tak hanya jadi penonton. Untuk itu, selain dibutuhkan SDM kesehatan dan kependidikan, juga sangat dibutuhkan SDM pertambangan, utamanya terkait geologi,” tandas Nasir.
Menanggapi berbagai gagasan pejabat Pemkab Pohuwato itu, Dekan Fakultas Kedoketarn UMI, dr Nasruddin A Mappeware menanadaskan, sangat berpeluang dilakukan, karena ada dukungan Puskesmas di Pohuwato. Namun tentunya dibutuhkan kesiapan, terutama penyediaan SDM.
”Khusus untuk profesi dokter gigi, masih agak sulit terwujud, karena itu dibutuhkan dokter spesialis. Pertimbangannya, dokter gigi itu keterampilan (skill),” tandas dokter Nasruddin. (*).