Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Kitab Hasyiyatul al-Bajuri ala ibn al-Qasim al-Ghazi, merupakan salah satu bacaan yang cukup menarik bagi santri yang belajar di pesantren yang mengajarkan kitab tersebut.
Salah satu pembahasan yang cukup menarik dalam kitab tersebut adalah tentang kebersihan. Pada pembahasan tersebut terdapat kajian tentang jenis air yang dapat digunakan untuk membersihkan badan, pakaian, tempat, dan sebagainya.
Di dalamnya disebutkan ada beberapa sungai di muka bumi berasal dari surga, yaitu Sungai Nil, dan Oxus. Bahkan ada air yang berasal dari Sidratul Muntaha, yaitu Sungai Eufrat dan Tigris.
Asumsi di atas, dalam pembelajaran sejarah dapat dikatakan mitos dan legenda. Berkat kemajuan ilmu pengetahuan, anak SD pun insyaAllah faham dari mana sumber mata air sungai-sungai yang disebutkan di atas.
Meskipun mitologi dan legenda sampai kepada kita lewat seorang ahli fiqh, namun dapat dipastikan bahwa mitologi dan legenda tersebut tidak berasal dari agama Islam yang sesungguhnya kurang mendukung hal-hal yang bersifat mitologi atau legenda. Lantas, bagaimana mitos dan legenda tersebut muncul?
Mitologi dan legenda, muncul dari sistem kepercayaan kuno Timur Tengah yang muncul disebabkan oleh kenyataan pentingnya sungai-sungai tersebut dalam melahirkan peradaban umat manusia.
Daerah yang terbentang sejak dari Mesir di Barat sampai Transoxiana di Timur, dan dapat diperluas guna meliputi anak benua India, dikenal sebagai tempat asal mula manusia memasuki Zaman Sejarah.
Hal tersebut terjadi setelah bangsa Sumeria di Mesopotamia membimbing umat manusia menuju zaman pertanian, kemudian disusul oleh bangsa Mesir di lembah Sungai Nil dengan teknologinya yang hingga hari ini, masih dapat disaksikan jejak masa lampaunya. Kedua bangsa lembah tersebut, mengklaim sebagai pewaris tempat buaian peradaban umat manusia.
Sepertinya mereka memang berhak mengklaim hal tersebut karena belum ada sejarawan yang mencoba menolaknya. Orang Yunani Kuno menyebut daerah yang terbentang antara Nil dan Oxus sebagai pusat Oikoumene, dalam Bahasa Arab berarti Da'irat al-Ma'murah, yang berarti Daerah Berperadaban.
Pola budaya yang telah dibangun oleh bangsa kawasan Nil-Oxus telah menjadi milik umat manusia. Di satu sisi, bangsa tersebut telah dikalahkan oleh bangsa pinggiran.
Allah SWT mengingatkan dalam QS 3: 140, ... Dan begitulah masa (kekuasaan) Kami buat bergilir di antara umat manusia...
Ayat ini mengingatkan kita semua, bahwasanya tidak selamanya suatu bangsa akan menjadi pemenang, juga tidak ada yang kalah selama-lamanya. Inilah yang disebut Sunnatullah. Allah A'lam. ***
Makassar, 21 Juli 2022