Umumnya orang lain akan marah kepada binatang kecil yang jahat tersebut, yang sering juga dinamakan kepinding. Dan biasanya nasib kepinding sudah dapat diramal kalau tertangkap oleh manusia. Dipencet remuk hingga keluar darah hitamnya, disertai kutuk dan serapah karena berani mengusik istirahat manusia yang sedang lelah dan diserang kantuk.
Namun, sang Kyai tidak marah. Saat mahluk kecil yang terkenal dengan bangsat tersebut tertangkap oleh tangan kanannya, sama sekali tidak disakitinya. Dipindahkannya bangsat tersebut ke tempat lain, supaya tidak mengganggunya lagi.
Lalu, sambil menggaruk-garuk pahanya yang gatal, sang Kyai berkata, “Alhamdulillah………..untung ada bangsat. Andaikata tidak ada mahluk kecil ini, pasti aku tidak merasakan nikmatnya menggaruk-garuk paha yang gatal.”
Subhanallah. Kisah seperti ini, sering kali dikisahkan dan dialami oleh guru-guru mengaji saya pada masa usia sekolah dasar. Betapa ikhlas dan tulusnya mereka dalam mengajar, memberi keteladan kepada murid-murid mereka.
Untuk orang tua dan seluruh guru ku, Al- Fatihah. Allah A’lam. ***
Makassar, 23 Juli 2022.