Nasib Seseorang Tidak Ada Yang Tahu

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Kesabaran sang Raja sampai pada puncaknya, dan berkata, “Penentanganmu yang terus berkelanjutan, hanya akan mengganguku dan tampak melemahkan hak-hak ku, selama kau tinggal di wilayahku. Aku bisa membunuhmu, tetapi kuberikan pengampunan untukmu. Maka dari itu, aku akan membuangmu ke hutan belantara yang bersebelahan dengan wilayahku.”

Sang Raja melanjutkan, “Sebuah hutan yang hanya dihuni oleh binatang buas dan orang buangan yang bertingkah laku aneh yang tak mampu bertahan hidup dalam masyarakat kita yang rasional. Di sanalah kau akan menemukan apakah kau bisa hidup terpisah dari keluargamu; dan jika kau mampu, apakah kau lebih menyukainya daripada hidup bersama kami.”

Sang puteri menerima keputusan sang raja untuk diasingkan.

Dalam pembuangan, sang puteri mampu menata hidupnya dengan baik dan bergumam kepada dirinya sendiri, “Inilah kehidupan yang unsur-unsurnya saling memiliki, membentuk kesempurnaan, bukan secara individual maupun kelompok yang harus mematuhi perintah ayahku, sang Raja.”

Suatu hari, sang puteri dinikahi oleh seorang pemuda kaya raya dan pintar. Keduanya memutuskan untuk menetap di hutan belantara tersebut dan membangun sebuah kota yang sangat besar dan makmur di mana kebajikan, sumber daya, dan keyakinan terungkap dalam makna yang paling tinggi.

Orang aneh dan orang yang dicap gila di tempat tersebut, hidup berguna dengan ragam kehidupan ini. Tak berselang lama, tempat tersebut menjadi masyhur. Atas kesepakatan masyarakat setempat, sang puteri dan suaminya di daulat sebagai Raja.

Mendengar sebuah kerajaan baru, sang ayah memutuskan untuk mengunjungi tempat yang tidak dikenal dan misterius yang telah tumbuh di tengah hutan belantara, dan yang didengarnya dihuni oleh mereka yang dianggap hina oleh masyarakat lainnya.

Baca juga :  HSR Imperium Sukses Gelar FGD, 4 Pakar Hukum Hadir Sikapi Polemik 'Dominus Litis' dan Dampaknya

Sang Raja, ayah sang puteri mendekati pelan-pelan kaki singgasana di mana pasangan muda itu duduk. Matanya menatap pasangan yang memiliki reputasi keadilan, kemakmuran, dan pemahaman jauh melampaui dirinya. Di saat itulah, ia mendengar puterinya berbisik, “Lihatlah Ayah, setiap manusia, lelaki atau perempuan, memiliki nasib dan pilihan masing- masing.” Allah A’lam

Makassar, 27 Juli 2022

1
2
TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Hanura Sulsel Luruskan Polemik, Teguhkan Semangat Kebersamaan Menuju 2029

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Polemik yang sempat mencuat dan menyeret nama Partai Hanura di salah satu media online akhirnya...

Delegasi Kamboja Kagum dengan Keindahan Wajo, Ikuti Lomba Tafsir di MQK Internasional 2025

PEDOMANRAKYAT, WAJO - Salah satu peserta Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Internasional 2025, Feut Zulkifli asal Kamboja, mengungkapkan kesan...

MQK Internasional di Wajo, Bukti Pesantren Indonesia Mendunia

PEDOMANRAKYAT, WAJO - Kabupaten Wajo mendapat kehormatan besar sebagai tuan rumah Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Internasional perdana tahun...

Tujuh Tahun Gempa, Tsunami & Likuefaksi Palu:(5-Habis) SI Momo Membuat Anak-Anak Tertawa Terpingkel-pingkel

Penyerahan bantuan untuk masjid di Palu. (Foto:MDA). Oleh M.Dahlan Abubakar Setelah meninjau Sibalaya Selatan dan Perumnas Balaroa (korban likuefaksi) (23/11/2018),...