Dia mengatakan, ada program model baru, dalam bentuk skema BRIN akan membayar penuh selama 6 semester yang dimaksudkan agar penerima bantuan itu tetap stabil jika terjadi peralihan pimpinan atau perubahan politik. Program ini tiga orang di antaranya diterima di Unhas. “Bersyukur diterima dan diharapkan bimbingannya,” harap Obing Katubi.
Menurut dia, bagi peneliti yang memperoleh skema doktor “by riset” ini dan riset disertasi dicantolkan ke rumah program yang berlangsung tiga tahun. Selain itu, kata Obing Katubi, juga ada Pusat Kolaborasi riset dengan jangka waktu. 5-7 tahun.
“Jika programnya kren BRIN akan memberikan biaya. Membuat pelaporan riset mengenai apa ? Bisa melalui dana Riset dan Inovasi. Ada dua jenis riset, yakni, ilmu pengetahuan dan teknologi dan kedua terkait dengan dunia industri,” imbuh Obing Katubi.
Bisa juga pendanaan ekspedisi dan eksplorasi dan hanya bisa dilakukan berkolaborasi dengan luar negeri. Yang banyak diincar adalah RIN untuk Indonesia Maju, antara BRIN dan luar negeri.
Pada tanggal 5, 6, dan 7 para peserta lokakarya Departemen Sastra Indonesia FIB Unhas ini akan mengunjungi berbagai tempat di Jakarta, kemudian selama dua hari di Bandung mengunjungi sejumlah objek wisata.
Rombongan ini diikuti Prof. Dr. H. Muhammad Darwis, MS, Prof. Dr. Lukman, MS, Prof. Dr. Tadjuddin Maknun, SU, Prof. Dr. A. B.Takko Bandung, M.Hum, Prof. Dr. Nurhayati, M.Hum, Dr. H. Tammasse, M.Hum, Dr. Indriati Lewa, M.Hum, dan sejumlah dosen Departemen Sastra Indonesia FIB Unhas. (MDA)