PEDOMANRAKYAT, JAKARTA - Guna melengkapi dokumentasi kerja sama Program Studi (Memorandum of Understanding—MoU, Memorandum of Agreement–MoA/Program Kerja Sama dalam meningkatkan jaringan kerja sama lembaga pemerintah), Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas menggelar Lokakarya yang dilaksanakan di Hotel Holiday Inn, Jl. Agus KH Wahid Hasyim, Jakarta, Kamis (04/08/2022) petang hingga malam.
Lokakarya setengah hari itu dibuka Dr. Kaharuddin, M.Hum atas nama Dekan FIB Unhas dan dihadiri seluruh guru besar Departemen Sastra Indonesia FIB Unhas, para dosen, dan juga alumni yang ada di Jakarta.
“Peserta berjumlah 25 orang. Para narasumber terdiri atas Dr. Atikah Sholihah, M.Pd (Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa) yang berbicara tentang kerja sama Uji Kompetensi Bahasa Indonesia (UKBI), Iyus Yusuf yang membawakan materi mengenai Kerja Sama Pelaksanaan Sertifikasi Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), Dr. Obing Katubi (Badan Riset dan Inovasi Nasional – BRIN) tentang kerja sama Riset BRIN, dan Prof. Seung Won Song, Ph.D yang berbicara mengenai Pengajaran Pertukaran Mahasiswa, Penelitian, Konferensi, dari Department Malay-Indonesia Interpretation and Translation Hankuk University of Foreign Studies Korea,” kata Ketua Panitia Lokakarya Prof. Dr. Lukman, MS dalam laporannya.
Ketua Departemen Sastra Indonesia Dr. Hj. Munira Hasyim, SS, M.Hum mengatakan, lokakarya ini dilaksanakan sebagai rangkaian Program Capaian Indikator Kerja Utama (PC/IKU). Kita mengharapkan ada korelasi antara universitas dengan lembaga pemerintah dan dunia industri dalam bentuk implementasi kerja sama.
Dr. Kaharuddin, M.Hum yang membuka lokakarya itu mengatakan, kegiatan ini penting sebagai salah satu dari beberapa program IKU, seperti yang dilaksanakan dua minggu lalu di Makassar.
Dr.Obing Kambi, yang berbicara mengenai kerja sama riset dengan BRIN menyinggung masalah pemagangan mahasiswa. Ada dua kemungkinan magang yang dapat dilakukan, yakni magang yang berlangsung selama dua bulan. Kedua, kerja sama yang berdasarkan regulasi selama enam bulan, disetarakan bernilai 20-24 SKS.
Dia mengatakan, ada program model baru, dalam bentuk skema BRIN akan membayar penuh selama 6 semester yang dimaksudkan agar penerima bantuan itu tetap stabil jika terjadi peralihan pimpinan atau perubahan politik. Program ini tiga orang di antaranya diterima di Unhas. “Bersyukur diterima dan diharapkan bimbingannya,” harap Obing Katubi.
Menurut dia, bagi peneliti yang memperoleh skema doktor “by riset” ini dan riset disertasi dicantolkan ke rumah program yang berlangsung tiga tahun. Selain itu, kata Obing Katubi, juga ada Pusat Kolaborasi riset dengan jangka waktu. 5-7 tahun.
“Jika programnya kren BRIN akan memberikan biaya. Membuat pelaporan riset mengenai apa ? Bisa melalui dana Riset dan Inovasi. Ada dua jenis riset, yakni, ilmu pengetahuan dan teknologi dan kedua terkait dengan dunia industri," imbuh Obing Katubi.
Bisa juga pendanaan ekspedisi dan eksplorasi dan hanya bisa dilakukan berkolaborasi dengan luar negeri. Yang banyak diincar adalah RIN untuk Indonesia Maju, antara BRIN dan luar negeri.
Pada tanggal 5, 6, dan 7 para peserta lokakarya Departemen Sastra Indonesia FIB Unhas ini akan mengunjungi berbagai tempat di Jakarta, kemudian selama dua hari di Bandung mengunjungi sejumlah objek wisata.
Rombongan ini diikuti Prof. Dr. H. Muhammad Darwis, MS, Prof. Dr. Lukman, MS, Prof. Dr. Tadjuddin Maknun, SU, Prof. Dr. A. B.Takko Bandung, M.Hum, Prof. Dr. Nurhayati, M.Hum, Dr. H. Tammasse, M.Hum, Dr. Indriati Lewa, M.Hum, dan sejumlah dosen Departemen Sastra Indonesia FIB Unhas. (MDA)