“Jadi telah difokuskan bahwa untuk tema kegiatan untuk Prosedural KKN-MAS yaitu pendidikan, keagamaan dan pemulihan perekonomian pasca pandemik” katanya.
Ada hal yang sedikit berbeda dengan KKN sebelumnya, dimana KKN ini bertajuk KKN-MAs yang memberikan ruang bagi mahasiswa untuk mengabdi di kampung bersama mahasiswa dari berbagai PTMA di Indonesia.
“Untuk Kondisi seprti ini jangan dibuat susah, akan tetapi kita melaksanakan KKN senyaman mungkin dan tetap berkontribusi terhadap masyarakat melalui proker-proker yang telah kita sepakati bersama demi kemaslahatan masyarakat desa Labuaja,” jelasnya.
Sementara itu, Dosen Pendamping Lapangan (DPL) Ahmad Syarif mengungkapkan program kerja yang disusun dan telah disepakati bersama dengan masyarakat harus bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
“Jadi proker yang dibuat ini harus bisa membantu atau meminimalisir permasalahan yang dihadapi masyarakat. Apalagi yang terkait dengan agroteknopreneur, pemberdayaan masyarakat dan Al Islam Kemuhammadiyahan itu sendiri,” ungkapnya.
Program yang dilaksanakan ini bisa saling mendukung antara program pemerintah dengan program yang akan dilaksanakan mahasiswa.
Dia berharap, kehadiran mahasiswa KKN Mas di masyarakat bisa membantu memberikan sumbangsih dalam memecahkan persoalan yang ada di masyarakat.
Hadir pada seminar proker yaitu Ketua BPD dan Anggota, Kader Desa labuaja, Ketua TP PKK, Kepala dusun se-Labuaja dan tokoh masyarakat serta mahasiswa dari Unhas yang juga sementara KKN di Desa Labuaja.***