Terdorong kasih sayang pada puteranya, Umar mengirim surat ke bendahara negara meminta diberi hutang empat dirham, dari baitul mal. Dengan catatan, hutang tersebut dibayar dengan cara memotong gaji bulanan Umar.
Membaca surat Umar, bendahara membalas surat Khalifah Umar, “Wahai Umar! Adakah kepastian anda akan hidup hingga bulan depan? Jika Anda wafat dan hutang anda belum lunas, kira-kira apa yang akan anda perbuat?”
Umar menangis, mendekap anaknya seraya berkata, “Kembalilah engkau ke sekolah, wahai puteraku, aku tidak memiliki kepastian tentang rohku walau sejam pun, aku tak tahu.” Allah A’lam. ***
Makassar, 12 Agustus 2022