Menyinggung Makassar sebagai tuan rumah Festival Olahraga Tradisional Nasional dua tahun ke depan, mantan lurah di salah satu kelurahan di Kota Daeng ini menyebutkan, sekembalinya dari Solo malam nanti, baru akan dibicarakan dengan seluruh komponen terkait. Termasuk, nantinya konsolidasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga.
“Yang jelas, jika saja Kota Makassar diberi kepercayaan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga, maka mau tidak mau, tentunya kami akan menyukseskan kegiatan bertaraf nasional tersebut. Apalagi, olahraga tradisional ini berpotensi menjadi daya tarik wisata,” urai Djamal.
Mengapa Makassar bakal menjadi tuan rumah, Djamal melihat, tentunya sebagai upaya melestarikan olahraga berbasis budaya, dan kreatifitas yang hampir punah. Apalagi, Makassar khususnya, dan Sulawesi Selatan umumnya memiliki banyak ragam olahraga tradisional.
Dikonfirmasi terpisah, Pelatih Olahraga Muda, Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Makassar, Salama Kaplale, S.Pt, MM mengemukakan, Makdode adalah salah satu jenis olahraga dari begitu banyak olahraga tradisional di Makassar. Jenis olahraga ini dimainkan enam orang, terbagi dua tim. Masing masing tim tiga orang. Alat yang digunakan adalah barang bekas penutup sabun colek, stick yang terbuat dari rotan, serta tali rafiah.
“Kalau penutup sabun colek digunakan sebagai gaco untuk melempar lawan. Stick terbuat dari rotan sebagai pendorong gaco untuk menembak sasaran. Sedangkan tali rafiah sebagai pembatas garis,” ujarnya.
Sekadar diketahui, nilai yang diambil dari olahraga tradisional Makdode ini mulai dari kejujuran, sportivitas, kerjasama, pengaturan strategis, ketangkasan, sosial, dan kesehatan.(din pattisahusiwa)