Al- Amin

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar

Allah SWT menegaskan bahwasanya Nabi Muhammad SAW hanyalah manusia biasa yang diberi amanah untuk menyampaikan risalah kepada umat manusia. Risalah yang disampaikan merupakan suatu kebenaran dan bukan berdasarkan hawa nafsu atau kepentingan diri pribadi.

Sebelum diangkat sebagai Rasul, Nabi Muhammad SAW oleh masyarakat sekitar sebagai seorang yang al- Amin atau dapat dipercaya. Gelar al- Amin yang diberikan kepada Rasulullah SAW merupakan suatu gelar yang diberikan oleh masyarakat Quraiys kepada beliau. Jadi bukan beliau yang menggelari diri sendiri, namun orang lain.

Dengan modal al-Amin, ternyata tidak membuat masyarakat Qurayis merta merta menerima risalah yang dibawa oleh Rasulullah SAW di antara argumen yang membuat ditolak adalah, karena beliau dianggap ingin mengubah tatanan masyarakat Qurayis yang dianggap sudah mapan.

Seperti diketahui, masyarakat Qurayis dalam kehidupan sosial kemasyarakatan memiliki tingkatan, dari kasta bangsawan hingga budak. Parahnya, bangsawan sekalipun berbuat kejahatan tetap dianggap sebagai tindakan kebaikan. Sebaliknya, ketika rakyat jelata berbuat salah, maka mereka harus dihukum.

Kembali ke al-Amin yang merupakan modal terbesar Rasulullah SAW dalam menyampaikan risalah Allah SWT yang dapat menyebar ke seluruh penjuru dunia. Para pedagang/ pengusaha yang ingin sukses dalam dunia usahanya, konon mereka harus memiliki modal al-Amin dan ketika mereka tidak dipercaya oleh konsumen, biasanya dagangan mereka kurang diminati oleh calon pembeli lainnya.

Dalam kehidupan hari ini, rasanya tidak salah kalau kita kembali mengintrospeksi diri. Masih adakah sifat al-Amin dalam diri kita? Masih adakah sifat al-Amin kepada mereka yang kita percayai dan jadikan panutan?

Jangan-jangan, sifat tersebut sudah mulai menipis, bahkan hilang dari diri sendiri. Parahnya lagi, ketika kebohongan dianggap sebagai kebenaran, apalagi jika masyarakat tetap membenarkan kebohongan yang disampaikan. Ketika kebohongan dianggap sebagai kebenaran, maka nikmatilah segala sesuatu yang disampaikan oleh mereka yang kalian banggakan dan nikmatilah hidup ini.

Baca juga :  Dandim 1420/Sidrap Raih Penghargaan Dandim Terbaik pada HUT ke-58 Perum Bulog

Fanatik kepada sesuatu itu boleh, alangkah bijaknya jika kefanatikan tersebut diikuti oleh akal sehat, sebagai kekayaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat manusia. Allah A'lam. ***

Makassar, 30 Agustus 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Pangdam XIV/Hasanuddin Terima Penghargaan dari Gubernur Sulsel pada HUT ke-80 RI

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Windiyatno menerima penghargaan istimewa dari Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman,...

Semangat Nasionalisme Warnai Syukuran HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Kodam XIV/Hasanuddin

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Kodam XIV/Hasanuddin menggelar syukuran puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di...

Ditutup oleh Camat, BKPRMI Sinjai Utara Sukses Adakan Aneka Lomba

PEDOMANRAKYAT, SINJAI - Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, Dewan Pengurus Kecamatan (DPK) Badan Komunikasi...

Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Akan Gelar Sekolah Tabligh #2 Zona II Pangkep, Barru, Jeneponto, dan Bantaeng, 1-14 September 2025

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR -- Sekolah Tabligh #2 siap digelar setelah pengurus Majelis Tabligh Muhammadiyah Sulsel melakukan kunjungan dan pertemuan dengan...