“Tahun ini kita mulai empat kelurahan di empat kecamatan, tahun depan kita berharap seluruh kelurahan di 15 kecamatan. Jadi lurah nanti akan mendata anak yang tidak sekolah di wilayahnya,” kata Ansar.
Melalui pendataan ini, anak tidak sekolah yang teridentifikasi bisa dikembalikan ke sekolah. Baik sekolah formal maupun non-formal.
Sehingga hasil dari pendataan ini bisa menjadi dasar bagi pemangku kepentingan dalam melakukan intervensi program penanganan anak tidak sekolah.
“Paling banyak kita temukan itu karena persoalan ekonomi, makanya kita data supaya mereka semua bisa mengenyam pendidikan. Minimal sampai SMA/SMK,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Makassar Helmy Budiman mengatakan sudah melakukan sosialisasi kepada pemerintah kecamatan perihal tata cara penginputan data anak tidak sekolah melalui aplikasi ini.
“Tahun depan kita akan memasukkan Aplikasi Sikolaki ini menjadi kegiatan di semua kecamatan dan kelurahan yang ada di KotaMakassar,” tutupnya.(ucu)