STIM-LPI Makassar Unjuk Rasa, Yuslan : Kami Minta Pemerintah Kaji Ulang Kebijakan Kenaikan Harga BBM

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Gelombang aksi demonstrasi menolak kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh mahasiswa di sejumlah wilayah di Indonesia hingga saat ini masih terus berlangsung. Pemerintah secara resmi telah mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi jenis pertalite dan solar pada Sabtu (03/09/2022) lalu pukul 14.30 WIB.

Akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak alias BBM tersebut, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Makassar, Komisariat Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Lembaga Pendidikan Indonesia (STIM-LPI) Makassar, menggelar aksi unjuk rasa di Jalan Perintis Kemerdekaan, Tamalanrea, Kota Makassar, Senin (05/09/2022) siang.

Koordinator Lapangan (Korlap) aksi ini, La Ode Muhammad Yuslan mengungkapkan dalam orasinya, meminta kepada pemerintah baik itu legislatif maupun eksekutif untuk mengkaji ulang terkait kebijakan tentang kenaikan harga BBM bersubsidi.

Lanjutnya, melalui kajian ilmiah yang telah kami lakukan menyatakan, harga minyak dunia trennya mengalami penurunan. "Nah, apa yang menjadi dasar pihak pemerintah RI untuk menaikkan harga BBM," lantangnya.

"Setelah itu, kami juga melihat stabilitas ekonomi kita pada 2 (dua) tahun terakhir ini belum stabil akibat imbas dari Covid-19," ujar Yuslan.

Tuntutan kami selanjutnya yaitu, mengutuk keras tindakan represif yang dilakukan oleh aparat Kepolisian terhadap kader HMI Cabang Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Selain dari HMI STIM-LPI Makassar, aksi ini juga diikuti oleh HMI STIK Yapma, dan HMI Komisariat AKBA, dengan jumlah keseluruhan mahasiswa sekira 30 orang.

"Kami akan terus melakukan aksi unjuk rasa ini, sampai pemerintah menurunkan harga BBM, kita lihat saja, masyarakat seakan tercekik dengan meroketnya harga BBM ini," pekik Yuslan melalui alat pengeras suara.

Karena menurutnya, kenaikan harga BBM ini akan berdampak pada bahan pokok dan biaya transportasi, apalagi pemerintah telah mencabut subsidi BBM. Statement Presiden Jokowi pada 2013 yang lalu itu adalah cadangan minyak nasional bisa menghidupi masyarakat Indonesia hingga 2030 mendatang, namun berbanding terbalik pernyataan yang ia keluarkan di 2022 ini.

Baca juga :  Polres Toraja Utara Berikan Kenyamanan Bagi Masyarakat yang Menjalankan Ibadah Shalat Tarawih

"Jadi, kami menganggap dalam hal ini ada kongkalikong, seharusnya pihak pemerintah dan aparat itu menelusuri siapa-siapa saja yang terlibat 'mafia-mafia' migas," beber La Ode Muhammad Yuslan. (Hdr)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Di Atas KM Nggapulu Menuju Semarang, Bidang Kerohanian IKA SMANSA 82 Gelar Lomba Shalawat dan Asmaul Husnah

PEDOMANRAKYAT, SEMARANG - Di tengah lautan dalam pelayaran menumpang Kapal Motor (KM) Nggapulu milik PT Pelayaran Nasional Indonesia...

Ramah Tamah IKA SMANSA 82 di Hotel Liberta Yogyakarta, Berlangsung Meriah dan Diwarnai Perayaan Ulang Tahun 4 Anggotanya

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Keluarga besar Ikatan Alumni (IKA) SMA Negeri 1 (SMANSA) Makassar menggelar hajatan ramah tamah yang...

Mr Warga Watu Toa Soppeng Diamankan Polisi Bersama HP Oppo A53 

PEDOMANRAKYAT ,SOPPENG - Tim Operasi Sikat Lipu 2025 Polres Soppeng berhasil mengamankan lelaki Mr ( 50) warga Desa...

H Afdal: Zakat Harus Dikelola Secara Amanah dan Tepat Sasaran

PEDOMANRAKYAT ,SOPPENG - Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Soppeng H Afdal S,Ag MM menekankan pentingnya pengelolaan zakat yang...