Kedua, membentuk pusat evakuasi dan relawan bencana untuk mengurangi risiko cuaca ekstrim berbasis komunitas.
Baik itu masyarakat, sukarelawan, organisasi non pemerintah bersinergi dan berkolaborasi dalam penanggulangan rawan banjir, kebakaran, dan angin puting beliung.
Ketiga, pengurangan risiko lingkungan program untuk mengurangi emisi yang tinggi dari karbon. Termasuk pengelolaan limbah, hingga membangun koridor hijau.
“Paling penting adalah edukasi tentang kesadaran masyarakat terhadap upaya mitigasi bencana khususnya sub kluster perlindungan pada kelompok rentan (lansia, disabilitas dan anak),” tegasnya.
Diketahui, Konferensi ini diadakan di Brisbane Queensland, Australia mulai 19-22 September 2022 di Pusat Konferensi dan Pameran Brisbane.(ucu)