Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Teologi Jahiliah menurut Amrullah Ahmad, menggunakan sistem berpikir bertingkat, mereka mempercayai adanya Allah SWT, tetapi untuk mendekati dan menuju kepada-Nya mereka membuat sarana berupa berhala.
Implikasi epistimologi syirik dalam cara berpikir adalah dikotomik, memandang segala sesuatu dengan dua pijakan visi; Allah SWT dan berhala.
Implikasi sosiologis serta kultural dari sistem akidah yang mendua tersebut, melahirkan sebuah tata sosial dan budaya tiranik, melegitimasi perbudakan, pemasungan hak-hak esensial manusia, serta ketimpangan stratifikasi sosial dan ekonomi.
Sistem yang rapuh secara epistimologi tersebut sudah berurat berakar dalam bangunan dasar masyarakat Makkah. Realita masyarakat menunjukkan bahwa sistem nilai yang zalim dan salah dikelola secara rapi akan dapat bertahan dari segala perubahan. Kecuali ada suatu gerakan yang terorganisir dengan kerangka tauhid yang tuntas dan ditopang oleh kepemimpinan yang kuat.
Amrullah Ahmad menegaskan bahwa dalam upaya pembentukan masyarakat Islam, hal yang paling mendasar adalah persoalan akidah, ukhuwah Islamiah.
Tauhid telah menjadi instrumen sosiologis dalam mempersatukan umat Islam, sebagaimana telah dicontohkan oleh para sahabat dengan semangat keislaman yang luar biasa.
Proses ajakan kepada ketauhidan terus bergulir, walaupun tekanan struktural yang semakin massif. Allah A'lam. ***
Makassar, 28 Sep 2022