Indira juga mengungkapkan, bahan makanan lokal ketika dikemas dengan menarik maka akan memiliki nilai dan daya tarik tersendiri bagi anak-anak yang akan mengkonsumsinya.
Sementara, Kadis Ketahanan Pangan, Muhammad Rheza menambahkan, pihaknya menyediakan bahan pangan yang akan diolah oleh peserta menjadi menu makanan sehat sehari-hari.
“Tadi itu ditentukan bahan pokok pengganti beras. Jadi jargonnya itu kenyang tidak harus nasi. Menu B2SA (beragam bergizi seimbang dan aman),” sebutnya.
Adapun indikator penilaiannya, bahannya harus mudah diperoleh, pengolahannya, tampilan, komposisi, kandungan nutrisinya serta nilai jualnya.
“Paling penting harganya harus terjangkau, yakni maksimal Rp 100.000. Sebab outputnya, pengaplikasian di kehidupan sehari-hari,” pungkasnya. (*ucu)