“Kita sudah berdiskusi banyak mengenai DFFS ini. Kita memastikan Belanda dan Eropa pada umumnya mengetahui bahwa Enrekang ternyata bisa,” tegas Prof Loes.
Apresiasi senada disampaikan MB. Menurut bupati yang juga bekerja sebagai petani ini, adalah sebuah kebanggaan bisa meneruskan kerjasama dengan Belanda. Apalagi mengetahui bahwa akademisi VHL akan membantu mempromosikan potensi Enrekang di dunia luar.
Dihadapan Prof Loes, Bupati memang banyak memaparkan mengenai kapasitas dan jangkauan produksi pertanian Enrekang. MB menyebut, petani Massenrempulu menyuplai hasil pertanian ke Sulawesi Tenggara, Tengah, Utara, dan Barat. Serta ke Papua dan tentu ke Kalimantan yang akan segera jadi ibu kota negara.
“Bahkan jika inflasi dan harga sayur mayur di ibukota naik, misalnya harga cabai tinggi, kita juga suplai ke ibukota untuk menstabilkan harga,” urai Bupati.
Sementara itu Rektor UNIMEN Dr Yunus Busa berharap tim DFFS Enrekang bisa menyerap sebanyak banyaknya manfaat dari proyek ini. Terutama para akademisi dan mahasiswa UNIMEN, agar bisa diterapkan saat pengabdian masyarakat dan seterusnya.
Tim Management DFFS Enrekang terdiri dari Kepala Dinas Pertanian, Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian – Dinas Pertanian Enrekang, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan, dan Rektor UNIMEN ,serta jajaran masing-masing. (TA)