Adanya masalah giliran itu, akibat dinamika Roda Nasib yang selalu berputar tanpa henti, sehingga seseorang atau suatu kelompok orang kadang kala berkuasa dan kadang kala dikuasai.
Kosmologi Roda Nasib ini cukup luas dianut bangsa-bangsa Arya di Timur Tengah yang ditaklukan dan dikuasai orang-orang Arab Muslim. Maka konsep Roda Nasib dengan konsep dawlah pun menjadi klop, saling mengisi, sehingga akhirnya secara semantik dawlah menjadi berarti kekuasaan atau negara.
Maka suatu pandangan amat mendasar yang terselip di balik perkataan dawlah ialah bahwa kekuasaan itu tidak langgeng. Kaum penguasa mempunyai kekuasaan hanyalah karena kebetulan dia mendapat putaran atau giliran.
Dan karena Roda Nasib terus berputar, maka giliran itu pun akan terus menggelinding, berpisah dari mereka yang kebetulan sedang berkuasa, lalu diterima atau diberikan kepada orang lain. Demikian hukum sejarah perjalanan manusia yang merupakan hukum Tuhan yang pasti.
Setidaknya, setiap kita menyadari adanya masalah perputaran Roda Nasib, dalam kehidupan ini. Oleh karena itu, kita senantiasa disarankan untuk membaca QS 3: 26. Allah A’lam. ***
Makassar, 04- 11-2022