“Mobil pengangkut sampah hanya 13 unit, tetapi tiga unit rusak. Sementara anggaran perbaikan kendaraan yang dibutuhkan sudah tidak ada. Mobil yang rusak harus diganti spare part. Andai kerusakan ringan, mungkin bisa di service, bahkan ada alat yang harus dipesan di Surabaya yaitu hidrolik,” tuturnya.
Dray mengatakan, mengenai sampah di Bone, kami tidak baper karena anggaran memang tidak cukup. Pengoperasian mobil pengangkut hanya satu kali rute sehari sementara sampah masyarakat setiap hari mencapai 250 hingga 280 ton.
“Satu kali rute sehari hanya mampu muat 80 ton. Maksimalnya harus sampai empat kali rute sehari agar sampah di kota bisa bersih dan anggaran operasional yang dibutuhkan harus di tambah,” katanya.
“Pengajuan bantuan kontainer di Bank Sulselbar melalui program CSR belum ada respons. Bahkan, selama menjabat DLH belum pernah ada bantuan baik motor maupun mobil kontainer,”pungkasnya. (rur)