Prof Yusran Jusuf bertanya tentang peran kemitraan yang sudah dilakukan oleh SD Negeri Kompleks Sambung Jawa terhadap organisasi perangkat daerah (OPD). Fahmawati mengungkapkan bahwa sekolahnya banyak mendapat dukungan dari berbagai instansi pada lingkup Pemkot Makassar, bahkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
“Kemitraan yang kami lakukan itu beberapa di antaranya dilembagakan melalui penandatanganan MoU,” jelas Fahmawati.
Prof Yusran Jusuf menilai positif inovasi TEMAN karena bisa melatih kemandirian anak dalam menyelesaikan masalah. Namun dia menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan program. Dia berharap inovasi-inovasi yang bagus seperti ini bisa direplikasi di sekolah lain.
Sebelumnya, tim juga mendatangi SD Inpres Banta-Bantaeng I, yang juga masuk 6 besar IMA 2022. Di sekolah yang berada di Kecamatan Rappocini itu, tim diterima oleh Kepala UPT SPF SD Inpres Banta-Bantaeng I, Hj Baena, S.Pd, M.Pd, juga guru-guru, orangtua siswa, dan murid-murid. Sekolah ini tampil dengan inovasi Siap Gerak sebagai upaya membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat.
Prof Darmawan Salman, MS, saat di SD Inpres Banta-Bantaeng I meminta sekolah menyiapkan profil inovasi secara utuh dan prosedur program Siap Gerak. Seorang siswa juga diminta untuk memperagakan Siap Gerak dan dilakukan dengan baik.
Tim juga bertanya, apakah program ini disampaikan ke orang lain dan cara bagaimana mensosialisasikannya, terutama bagi orangtua dan saudara di rumah.
Ibu dari Nur Jihan menyampaikan bahwa anaknya juga mengingatkan agar memperhatikan kesehatan diri dan dampaknya pada orang lain. Misalnya, apabila batuk atau berdehem maka mulut kita ditutup dengan lengan. (*RT/RK)