“Panglima Besar Jenderal Sudirman memimpin langsung para pejuang saat melawan Belanda dengan menggunakan senjata tradisional dan perlengkapan perang yang terbatas, para pejuang kita mampu mengatasi tentara Belanda yang sudah memiliki senjata modern. Metode perlawanan yang diterapkanya itu serbu dan lari (hit and run) berasal dari basis gerilya yang tidak mengenal waktu operasi. Strategi dan taktik tersebut membuat pasukan Belanda lemah dan kalah, sehingga merekater paksa mundur,” jelasnya.
“Dari peristiwa tersebut, kita bisa mengambil nilai-nilai berupa jiwa nasionalisme, cinta tanah air, rela berjuang, pantang menyerah dan manunggal dengan rakyat. Nilai-nilai tersebut harus selalu terpatri dalam jiwa dan sikap serta perilaku setiap prajurit korps infanteri,” sambungnya.
“Kepada seluruh prajurit Korps Infanteri mampu menjadi pelopor dalam mengatasi kesulitan rakyat di sekitarnya. Selain itu, untuk selalu berdiri kokoh di atas pondasi jati diri prajurit sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan profesional. Tingkatkan semangat jiwakorsa yang positif, namun jangan sampai terjebak dalam jiwa korsa yang sempit,” imbuhnya.
Upacara Penerimaan TYWPJ Terakhir ini dihadiri oleh para pejabat TNI AD dari Kodam XIV/Hasanuddin dan Divif-3/Kostrad. (*Rz)