PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR -- Perubahan iklim telah menghambat mobilitas perkotaan, khususnya kota-kota pesisir yang secara geografis dikelilingi perairan laut dan rentan terhadap dampak musim penghujan yang dapat mengakibatkan jalan-jalan perkotaan terendam, seperti yang terjadi di Kota Makassar pada pertengahan Februari 2023 lalu. Hal ini sebagai upaya mewujudkan mobilitas berkelanjutan yang tangguh terhadap perubahan iklim perlu digalakkan, agar masyarakat yang bermukim di pusat kota dan pulau dapat mengakses kebutuhan dasarnya secara efisien.
Konsorsium UK PACT II menyelenggarakan rangkaian acara untuk memfasilitasi pembangunan mobilitas berkelanjutan di Sudirman Loop (Simpul Sudirman) dan menyediakan wadah diskusi pembentukan Dewan Transportasi. Acara yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dinas-dinas terkait dan kunjungan perwakilan kedutaan Kerajaan Inggris ke Kota Makassar serta pulau-pulau di sekitarnya. Dikemas dalam kegiatan “Tudang Sipulung” berlangsung, Selasa (28/02/2023) di Hotel Best Westem Plus – Jl. Boto Lempangan No. 67 Makassar.
Walikota Makassar Danny Pomanto dalam sambutannya menyatakan, penting sekali untuk memberi pengertian tentang resilience (ketangguhan) kota yang berkelanjutan terhadap perubahan iklim dan dampaknya dalam semua dimensi, sehingga masyarakat luas memahami bahayanya.
“Kemudian dengan pemahaman tentang pentingnya ketangguhan kota, pemerintah dan para pihak dapat membangun kesepakatan-kesepakatan strategis bagaimana mengimplementasikan aspek ketangguhan ini di dalam pembangunan kota, mulai dari perencanaan, hingga operational. Termasuk di dalamnya dimensi transportasi rendah karbon,”sambung Danny Pamanto.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar Aulia Arsyad, S. STP, MSi menegaskan bahwa Dewan Transportasi Kota merupakan mitra pemerintah yang akan sangat dibutuhkan, dalam pembangunan transportasi rendah karbon berkelanjutan. Dibutuhkan organisasi mitra yang dapat memberikan masukan, ide, kritik dan membantu mengawasi bagaimana pembangunan transportasi rendah karbon yang inklusif, berkontribusi pada ketangguhan kota, berjalan di kota Makassar.
“Ini bukan hanya terkait ketersediaan sarana prasarana, tapi juga perubahan paradigma karena terbangunnya pemahaman bersama, tentang isu-isu transportasi di Kota Makassar,”ujar Aulia Asyad.
Sementara Perwakilan Kedutaan Kerajaan Inggris di Jakarta turut menuturkan harapannya agar seluruh rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan konsorsium dan hasil diskusi pada kedua lokakarya akan dijadikan pertimbangan pengembangan simpul mobilitas dan pendirian Dewan Transportasi di Kota Makassar. (*rk)