Sahabat yang juga kolega saya di Fisip Unhas, DR. Hasrullah, MA adalah sosok intelektual pengkritik yang gigih. Tidak terkecuali terhadap Wali Kota Makassar, Danny Pomanto.
Pekan lalu, melalui kolomnya, Podium di harian Fajar (15/03/2023) Hasrullah menulis dengan judul : “Wali Kota Desepsi” sebuah judul yang langsung menohok. Kata desepsi bisa disepadankan dengan pembohong, menipu, yang berkonotasi kurang elok.
Menurut Dictionary Merriam-Webster, desepsi adalah “Sebuah tindakan yang membuat seseorang percaya tentang sesuatu yang tidak benar, tindakan menipu seseorang” atau “Suatu tindakan atau pernyataan yang dimaksudkan untuk membuat orang lain percaya tentang sesuatu yang tidak benar”.
Di akhir tulisannya, Hasrullah menasehatkan dengan menyatakan ; “Berhentilah melakukan desepsi dengan jargon pembiusan demi menyelamatkan diri dari hukuman opini publik”.
Hasrullah tidaklah sembarang memilih diksi dalam melontarkan kritiknya. Bahkan, analisisnya diperkuat melalui teori deception oleh David B Buller dan Judee K Burgoon. Artinya penilaian Hasrullah tersebut bukan asal-asalan.
Permasalahannya, apakah kritik Hasrullah tersebut bisa diterima dengan lapang dada dan dijadikan masukan untuk perbaikan ke depan ? Kita tunggu, bagaimana respon Wali Kota. Wallahu a’lam Bishawwabe. (***)