Oleh : Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Salah satu ungkapan yang sering disampaikan oleh banyak orang dalam melakukan suatu kegiatan positif adalah, “Jangan pernah lelah untuk mencoba.”Ungkapan ini memotivasi setiap orang untuk terus berjuang dalam meraih impian.
Seorang guru musik mengajar siswa yang diajarnya untuk mengunjungi master pianis Paderewski di studionya. Sang guru memiminta kepada Paderewski memberi motivasi kepada murid-muridnya.
Sambil tersenyum, Paderewski menunjuk buku musik yang ada di hadapannya sembari berkata, “Kalian lihat komposisi ini? Ini the great Paderewski 80 kali aku melatih halaman ini.”
Paderewski sangat lemah dalam mengingat nada musik. Walau demikian, di puncak karirnya, Paderewski tetap berlatih 8- 10 jam sehari.
Paderewsi berkata, “Bila aku melalaikan latihanku sehari saja, aku akan melihat perbedaannya. Bila aku melalaikan latihanku selama dua hari, para pengkritikku pasti mengetahuinya; dan bila aku melalaikan latihanku selama tiga hari, seluruh dunia akan mengetahuinya.”
Thomas Edison sedang sibuk menyempurnakan gramophon. Ada sedikit masalah yang muncul yaitu nada rendah yang tidak terdengar dan nada tinggi yang sumbang. Edison mempercayakan perbaikan alat tersebut kepada asistennya.
Setelah dua tahun mengerjakan alat tersebut, sang asisten berkata, “Tuan Edison, aku sudah menghabiskan uangmu ribuan dolar dan dua tahun hidupku, tapi tak menyelesaikan apa pun. Aku yakin bila jika memang ada jalan keluar masalah ini, sekarang pasti aku sudah menemukannya. Sekarang aku menarik diri.”
Mendengar kejujuran sang asisten, Edison menjawab, “George, aku percaya bahwa untuk setiap masalah, Tuhan pasti telah memberikan jawaban-Nya pada kita. Kita mungkin tidak menemukannya tetapi bisa jadi suatu hari nanti seseorang akan menemukannya. Kembali dan cobalah lebih lama lagi.”
Kisah Paderewski dan Edison juga pernah dialami salah seorang penulis kitab hadist terkenal, Ibn al Hajar al-Asqolaniy. Suatu hari, Ibn Hajar menyendiri di tepian danau sembari menyesali diri yang selalu sulit untuk menghafal dan menangkap pembelajaran.
Di tengah kesedihan yang dialaminya, Ibn Hajar melihat setetes air yang jatuh dari atas tebing dan mengenai batu karang. Air yang lembut, mampu melubangi batu karang yang cukup keras dan kuat.
Melihat hal ini, Ibn al- Hajar berkesimpulan, “Air yang lembut saja, mampu menembus batu karang yang cukup keras, apatah lagi saya manusia yang memiliki otak dan kelebihan dari Allah SWT.”
Melihat kejadian tersebut, lalu muncul semangat tinggi dalam diri Ibn Hajar dan berupaya menekuni pengetahuan. Berkat kesabaran dan kerja keras yang dilakukan oleh Ibn Hajar, akhirnya beliau tampil sebagai salah seorang perawi hadist Nabi SAW.
Ramadan bulan yang harusnya penuh dengan prestasi dari kerja- kerja yang dilakukan. Terkadang seseorang ketika menghadapi suatu masalah, biasanya mereka tidak berupaya mencari jalan keluar dan malas untuk melakukan pengembangan diri.
Ramadan adalah bulan untuk berprestasi. Berprestasi dalam bekerja, berprestasi dalam beribadah, berprestasi dalam melakukan segala kebaikan yang diperintahkan oleh Allah SWT dan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Terkadang seseorang dalam melaksanakan salat Tarawih, mereka terlanjur merasa letih dan minim upaya untuk mencobanya. Oleh karena itu, ayo belajar dari air yang lembut yang mampu menembus batu karang yang sangat kuat. Allah A'lam.
Makassar, 28 Maret 2023
