Catatan Dr. Tammasse, M.Hum dari Inggris
AKHIRNYA, impian saya terwujud ! Liga Inggris adalah salah satu liga sepak bola yang saya gandrungi sejak TV masuk kampung era 80-an. Waktu itu, Liga Inggris hanya dapat disaksikan melalui TV hitam putih, layar cembung. Hampir tiap malam selalu ditunggu-tunggu siarannya hingga dini hari, itu pun menumpang nonton di TV tetangga.
Impian panjang untuk datang menonton Liga Inggris di tanah airnya sepak bola terjawab sudah Jumat (28/4/2023) dinihari Wita. Usaha keras pantang mundur, sehingga dapat menyaksikan laga bersejarah itu. Hidup adalah perjuangan ! Demikian akan saya awali cerita ini dalam usaha menonton Liga Inggris tersebut.
Kami sekeluarga tinggal di Kota Bristol, Inggris bagian tenggara. Kami menumpang kereta api cepat ke London Paddington, 1,5 jam. Tiba di Paddington Station, mengganti kereta lagi menuju White Hartline Stadium atau Tottenham Hotspur Stadium. Nama stadion sesuai nama pemilik stadion, kesebelasan Tottenham Hotspur yang menjadi tuan rumah dalam laga melawan setan merah, Manchester United (MU) malam itu.
Antusiasme penonton sungguh luar biasa. Apalagi tuan rumah, Tottenham Hotspur (biasa disebut SPURS) akan menjamu tamunya, Setan Merah, Manchester United. Suasana di kereta sungguh di luar dugaan saya yang baru pertama akan menonton pertandingan liga Inggris. Kondisi berdesakan tak ubahnya seperti suasana ketika akan mencium Hajar Aswad di Baitullah Mekkah. Bagi sahabat yang pernah berhaji / berumrah, demikian gambaran suasana berdesakan di kereta api. Kekurangan O2 terasa sekali, hanya diuntungkan sekali-kali ada pemberhentian stasiun, pintu kereta terbuka, udara segar masuk lagi.
Tiba di stadion, kira-kira 25 menit sebelum “kick off” babak I dimulai. Banjir penonton mulai kelihatan masuk mencari nomor kursi masing-masing sesuai yang tertera di karcis. Saya mencari juga nomor kursi di antara puluhan ribu penonton. Gate 17, row 16, seat 588 tempat saya duduk bersama anak mantu, dr. Fachrul Tamrin yang juga penggandrung sepak bola.
“Kick off” tepat dimulai pukul 20.30 Waktu London atau pukul 03.30 dinihari Wita. Sejak menit pertama, kedua kesebelasan langsung tancap gas. Pertandingan berlangsung dalam tempo cukup tinggi. Dalam suatu kemelut di depan mulut gawang Spurs, pada menit ke-7, tiba-tiba J. Sancho melesakkan tendangan keras ke arah gawang Spurs. Akhirnya kiper Spurs hanya bisa memungut bola dalam jaringnya sendiri, skor 1-0 milik MU.
Sejak kebobolan pada menit awal, mental Spurs kelihatan kedodoran. Harry Kane yang memotori Spurs seperti kehilangan pola permainan. Jarang sekali bola berkutat di lapangan MU. Betul-betul MU mengurung pertahanan Spurs. Beberapa kali serangan MU berhasil ditepis penjaga gawang Spurs. Pada saat menjelang turun minum, lagi-lagi striker andalan MU yang bernomor pungggung 10, M. Rasford, dengan tendangan kaki kirinya berhasil merobek jala Spurs, 2 : 0 untuk MU hingga turun minum.
Pada babak pertama ini MU sebenarnya bisa menambah satu gol lagi, ketika penjaga gawang Spurs sudah meninggalkan sarangnya saat si kulit bundar mengarah ke jaringnya. Beruntung ada pemain belakang yang menanduk bola hingga melenting jauh ke tengah lapangan.
Memasuki Babak II, situasi makin tegang. Sejak kick off babak II dimulai, justru Spurs main kesetanan menghadapi Setan Merah. Harry Kane seolah-olah mendapat “second wind”. Segala lini dikuasai Spurs. Hingga akhirnya, pada menit ke-56, Pedro Porro berhasil menggetarkan jala MU yang dijaga De Gea yang pada Babak I tidak terlalu kerja keras. Kedudukan berubah 2 : 1, masih MU memimpin.
Berkat gol cantik Pedro Porro pada menit ke-56, makin meningkatkan semangat Spurs mengejar ketinggalannya. Apalagi Spurs didukung penuh tuan rumah yang hampir memenuhi seluruh stadion megah itu. Sekali-kali MU juga merancang serangan berbahaya. Bahkan pernah sekali tendangan geledek MU menyentuh mistar Spur yang hampir menambah kemenangan MU.
Bola itu bundar !!! Siapa sangka kemenangan MU yang tinggal 10 menit menjelang babak kedua usai, tiba-tiba datang musibah. Berawal dari permainan apik Kapten Tim Inggris, Harry Kane, melesakkan umpan matang di depan gawang MU. Tanpa ba-bi-bu, H. Son striiker asal Korea Selatan yang berdiri bebas di depan mistar gawang MU, langsung menyontek bola ke arah gawang MU. Lagi-lagi De Gea memungut bola kedua kalinya dari gawangnya sendiri. Kedudukan 2 : 2 hingga pluit panjang berbunyi.
Sungguh dramatis pertandingan malam itu. Perasaan saya duduk bersama penonton bule yang memenuhi seluruh kursi stadion bagai dalam mimpi. Alhamdulillah, impian saya terkabul. Dalam lamunan pada malam itu di kursi nomor 588, bilakah Makassar memiliki stadion megah seperti Spurs ??? Semoga waktu bisa menjawab !! (Penulis adalah Dosen dan Ketua Program S-2 Bahasa Indonesia FIB Unhas)
Bristol, 28 April 2023, pukul 09.36 GMT