Untuk persiapan mengikuti ajang Dara Daeng ini, Kirana rutin berlatih catwalk, public speaking, dan tentu saja belajar tentang budaya Sulawesi Selatan. Selain itu, dia juga belajar bahasa Makassar sesuai dengan bahasa kota yang diwakilinya.
Menariknya, saat presentasi, Kirana memilih sop konro sebagai materi untuk mempromosikan kuliner Makassar. Alasannya, karena mungkin sop konro tidak sepopuler coto yang ada di mana-mana, jadi dia memilih sop konro.
“Tantangan terberat mengikuti lomba ini adalah mood Kirana yang kadang naik turun,” kisah Bu Anti, begitu sapaan akrab guru seni rupa tersebut
Meski begitu, Bu Anti bersyukur, tidak ada kesulitan sama sekali selama Kirana mengikuti lomba. Sebab sebelum mentransfer ke bahasa Makassar, Kirana diperdengarkan terlebih dahulu pada kalimat-kalimat yang akan diucapkan ke dalam bahasa sehari-hari anak Makassar.
Untuk hasil yang dicapai Kirana saat ini, dinilai sudah sangat luar biasa. Karena dia mampu bersaing dengan finalis-finalis dari kabupaten/kota lainnya. Adapun siapa yang menang dan kalah, itulah selera tim penilai. Namun begitu, yang harus diperbaiki adalah belajar menjadi orang yang disenangi penikmat ketika penyuguh berada di atas panggung.
“Tentunya didukung dengan penilaian yang riil dan objektif, sesuai kualitas yang ditampilkan,” pungkas Bu Anti. (*)