Selanjutnya, dia juga memperkenalkan temuan terbarunya tentang fenomena deprivasi sosial-ekonomi di desa perbatasan kota, yang mengakibatkan penyempitan lahan, masalah lingkungan, tergerusnya solidaritas sosial, lingkaran elite dan pemilik modal.
“Kemudian penting sekaitan dengan tema utama sosiologi pertanian memperkenalkan siaga kebijakan, siaga solidaritas, siaga masyarakat tani, serta siaga pemenuhan nafkah,” kata Amruddin.
Amruddin yang pernah menjabat Ketua Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Unismuh Makassar (2014-2018) memberikan kesimpulan bahwa di era disrupsi berkelindang antara ancaman dan peluang pada masyarakat pertanian.
“Konsolidasi siaga berharap ancaman teratasi, adapun peluang dimaksimalisasi,” kata Amruddin.
Ketua Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Unismuh Makassar, Nadir SP MSi, mengatakan, Joint Lecture bertema Sosiologi Pertanian di Era Disrupsi diadakan atas kerjasama empat kampus di bawah naungan Forum Prodi Agribisnis Perguruan Tinggi Muhammadiyah.
“Mahasiswa dari empat kampus yang mengikuti joint lecture ini diharapkan menambah pengalaman dan wawasan belajar melalui perkulihan yang dibawakan dosen di luar Prodi,” kata Nadir. (win)