Karena menurutnya, ide kongres kebudayaan ini semakin diperkuat oleh acara Interaksi Budaya Akhir Tahun 2022 yang diadakan di Baruga Benteng Somba Opu Makassar pada 28 Desember 2022.
Acara tersebut menghasilkan rekomendasi yang mengharapkan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI untuk mendorong pemerintah dalam melaksanakan Kongres Kebudayaan Nusantara tingkat nasional, yang akan didahului oleh Kongres Kebudayaan di Sulawesi Selatan pada tahun 2023.
“Saya berharap, Kongres Kebudayaan Sulsel 2023 ini akan menghasilkan keputusan yang berkaitan dengan pentingnya gerakan bersama dalam pemajuan kebudayaan serta perlunya Peraturan Daerah (Perda) yang kuat untuk melindungi dan memajukan budaya lokal sesuai dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan,” beber Ajiep.
Dalam rangka menindaklanjuti rekomendasi dari Interaksi Budaya Akhir Tahun 2022, pada tanggal 2 Januari 2023, di kawasan Barombong, Kabupaten Gowa, terdapat kesepakatan untuk segera melaksanakan Kongres Kebudayaan Sulawesi Selatan Tahun 2023. Kesepakatan tersebut diungkapkan oleh Ajiep Padindang, yang juga merupakan anggota DPD RI, sastrawan, dan budayawan.
Acara pembukaan Kongres Kebudayaan diresmikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Sulawesi Selatan, Dr. H. Asriady Sulaiman, S.IP., M.Si. Pembukaan acara ditandai dengan pemukulan gendang oleh Ajiep Padindang, Ketua DPRD Sulsel Andi Ina Kartika, Suparman Sopu, dan Andi Abubakar Hamid, yang disertai oleh kelompok musik Tunrung Pakanjara.
Dalam sambutannya, Dr. H. Asriady Sulaiman mewakili Gubernur Sulawesi Selatan yang sedang menjalankan ibadah haji, memohon maaf atas ketidakhadiran Gubernur. Beliau menyampaikan apresiasi kepada Ketua DPRD yang hadir dan menjelaskan bahwa ide dan gagasan yang muncul dalam ruang Mulo Mini Hall dapat menjadi landasan bagi pemajuan kebudayaan.
Dr. H. Asriady Sulaiman juga menekankan bahwa kebudayaan adalah kekayaan yang tak ternilai bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, semua komponen masyarakat di Sulawesi Selatan harus berupaya melindungi, memajukan, mengembangkan, dan memanfaatkan kebudayaan sebagai upaya dalam mempertahankan kebudayaan lokal dan mencapai tujuan nasional. Ia mengakui bahwa anggaran untuk budaya cenderung terbatas, namun dengan melahirkan produk hukum terkait pemajuan kebudayaan, hal tersebut dapat meningkatkan perhatian terhadap budaya di Sulawesi Selatan.
Dr. H. Asriady Sulaiman berharap bahwa dengan merumuskan strategi pengembangan budaya dan solusi pemecahan masalah, tantangan yang timbul akibat globalisasi, modernisasi, dan kemajuan teknologi digital dapat disandingkan dengan kemajuan kebudayaan. Ia juga menekankan pentingnya peran aktif dan inisiasi dari masyarakat luas dalam melestarikan budaya serta mengembangkan kearifan lokal guna mencapai kemajuan kebudayaan di Sulawesi Selatan.
Pembukaan Kongres Kebudayaan Sulsel 2023 dihadiri oleh para akademisi dari UNM, Unhas, dan UIN, sastrawan, budayawan, serta pemerhati kebudayaan dari media dan masyarakat.(Hdr)