Etika berkomunikasi ini diharapkan menjadi praktik baik yang dapat menumbuhkan karakter budaya positif bagi siswa-siswi yang dapat diterapkan dimanapun berada.
“Budaya terima kasih, maaf, tolong dan tabe akan menuntun siswa-siswi di kota makassar untuk memiliki karakter yang bertanggung jawab, jujur, dan peduli dengan tetap mengedepankan kearifan lokal budaya sendiri” kunci Marauleng.
Meski berbeda nasib, pembimbing lain dari cabang pusi dan tahfidz Qura’an Rosdianto, S. Pd. I, mengaku bangga anak didiknya dapat berpartisipasi dalam BSM Festival.
Menurut Rosdianto yang hadir diruang kepala SMPN 27 Makassar, dari 36 peserta dari 3 kabupaten hanya dua sekolah negeri yang terpilih sedang lainnya berasal dari sekolah Islam terpadu yang cukup ternama di kota makassar.
“Anak-anak kita sudah memberikan yang terbaik, tapi memang lawanya berat” bebernya.
Kepala SMPN 27 Makassar Nurdin, S. Pd, SH., M. Pd, pada saat ditemui diruangan kerjanya, mengapresiasi prestasi anak didiknya.
“Kita bangga siswa-siswi kita mampu berprestasi dalam berbagai bidang, kita sudah punya banyak prestasi dalam bidang ekskul dan olah raga” tuturnya dengan bangga.(ksl)