Syarifuddin menyebutkan, sekolah ini dulu bernama SMP Negeri 1 Malino, namun diubah. Meskipun demikian, orang tetap menyebutnya SMP Negeri 1 Malino. Sekolah ini berdiri pada tahun 1965 dan merupakan sekolah tertua di Malino.
“Saya sendiri lebih tua dari sekolah ini. Saya datang di Malino pada tahun 1995, jadi baru 27 tahun. Sebagian besar para guru ini pendatang, sehingga diharapkan pada masa mendatang, orang Malino pun dapat mengabdi di sekolah ini,” beber pria kelahiran Sape, Bima, NTB tersebut.
Ia berharap dengan kegiatan ini para guru dapat memetik manfaatnya dan menerapkannya dalam proses pembelajaran kepada para siswa.
Prof. Fathur Rahman menyampaikan, sebagai Perguruan Tinggi Negeri Bebadan Hukum (PTN BH), Universitas Hasanuddin dapat merancang kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk dengan SMP Negeri 1 Tinggimoncong ini. Khusus mengenai Program S-2 Bahasa Indonesia FIB Unhas, kini juga tersedia pelaksanaan kuliah yang memanfaatkan teknologi. Para mahasiswa tidak harus secara penuh hadir di kampus dalam perkuliahan, tetapi dapat mengikuti kuliah menggunakan fasilitas zoom (internet atau daring).
“Memang kita, FIB Unhas, tidak menyediakan beasiswa bagi para mahasiswa, tetapi dapat memediasi berbagai lembaga yang menyediakan beasiswa untuk para mahasiswa,” ujar mantan Wakil Dekan I FIB Unhas tersebut.
Acara yang berlangsung penuh dinamis itu diwarnai tanya jawab dari para guru dengan pemateri. Mereka pada umum sangat tertarik dengan kegiatan literasi, terutama yang berhubungan dengan budaya menulis.
“Mohon kami dijelaskan bagaimana trik-trik menulis,” dua orang guru yang bertanya mengenai topik yang sama.
Syahrina, salah seorang guru selain mengajukan pertanyaan mengenai trik-trik menulis tersebut, berharap SMPN 1 Tinggimoncong juga memperoleh hibah buku dari para dosen FIB Unhas yang membawakan topik literasi. Pada kesempatan itu, Ketua Program Studi S-2 Bahasa Indonesia, Dr.Tammasse Balla, M.Hum menyerahkan plakat Unhas yang diterima Kepala SMPN 1 Tinggimoncong, Syarifuddin, S.Pd., M.Si, yang juga menerima buku autobiografi berjudul “Lorong Waktu” dari penulisnya, M.Dahlan Abubakar. (MDA).