Catatan dari Pelatihan Produksi Konten Dakwah Digital Muhammadiyah : Diperlukan Gerakan Spiritual Baru Menghadapi Gen Z (Kedua)

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Perlu memberi ruang seluas-luasnya bagai para tokoh agama untuk desiminasi pandangan-pandangan moderasi atau al-wasathiyah di tengah-tengah umat dengan bahasa agama murni, tanpa intervensi narasi politik tertentu.

“Juga penting bagi para pegiat media untuk membangun persepsi yang sama tentang ekstremisme atau terorisme atas nama agama, dan mengambil posisi yang tepat di tengah penguatan arus moderasi keberagamaan umat,” kata Fathurrahman.

Strategi Dakwah Gen Z

Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal, juga berbicara tentang Generasi Z atau Gen Z.

Gen Z adalah generasi yang menyukai interaksi personal, sehingga pendekatan fardiyah perlu diupayakan lebih dari generasi sebelumnya. Gen Z terbiasa ‘googling’, mencari informasi sendiri melalui internet, sehingga mereka lebih independen dalam memahami suatu ide / isu, dan lebih bebas untuk memilih pro atau kontra terhadap isu tersebut.

“Pandangan Gen Z lebih multikultural. Terbiasa melihat dari banyak aspek, sehingga wawasan dai atas suatu masalah dari beragam sisi juga menjadi keharusan,” kata Fathurrahman.

Gen Z lebih menginginkan pekerjaan yang membawa dampak kebaikan lebih besar, memperhatikan dampak lingkungan (eco-conscious) dan kemanusiaan.

Gen Z cenderung ingin memiliki kemandirian finansial lebih awal dibanding generasi sebelumnya, sehingga pendekatan entrepreunership perlu dipertimbangkan.

“Gen Z lebih sadar diri, percaya diri, dan menghargai perbedaan, baik dalam segi penampilan, pemahaman dan pemikiran, sehingga mereka akan lebih senang jika merasa ‘diakomodasi’ keunikan mereka,” ujar Fathurrahman.

Gen Z, lanjutnya, lebih ekspresif, dan memiliki cara sendiri dalam mengekspresikan dirinya melalui sosmed. Mereka bisa menjadi member dari berbagai komunitas online, sehingga Gen Z tidak bisa ‘dipaksa’ untuk memiliki satu identitas saja.

“Generasi Z memiliki struktur kepribadian yang labil dan mudah galau, sehingga diperlukan gerakan spiritualitas baru (tazkyatun nufus) dalam menghadapi Gen Z,” kata Fathurrahman. (bersambung)

1
2
TAMPILKAN SEMUA
Baca juga :  Pj. Bupati Sinjai Pantau Pemungutan Suara di Sejumlah Kecamatan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Sekda Sinjai Dorong Pemuda Jadi Wirausaha Mandiri

PEDOMANRAKYAT, SINJAI -- Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Sinjai menggelar sosialisasi wirausaha pemula di Rumah Makan Wiring...

Prof. Dr. Tasmin Tangngareng, M.Ag. Hadis Nabi Justru Digunakan Menjustifikasi Kekerasan Simbolik

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar Prof.Dr. Tasmin Tangngareng, M.Ag mengatakan, di tengah...

Meriah Gerak Jalan Cilik se-Kecamatan Lilirilau 

PEDOMANRAKYAT ,SOPPENG – Masih dalam suasana perayaan HUT ke 80 Kemerdekaan RI , panitia menggelar kegiatan gerak jalan...

Polsek Marioriwawo dan Marioriawa Gelar Patroli Blue Light 

PEDOMANRAKYAT ,SOPPENG – Masih dalam suasana pasca peringatan HUT ke 80 Kemerdekaan RI ,yang tetap berlanjut dengan sejumlah...