“STFT-INTIM ini juga didukung oleh 22 gereja-gereja pembina dari seluruh indonesia. Sehingga kami biasa disebut sebagai Indonesia mini dalam hal pelayanan gereja,” kata Pdt. Dr. Lidya.
Pendeta Lidya melanjutkan, tadi kan kita semua sudah melihat, nuansa dari kegiatan ini adalah mulai dari Sabang sampai Merauke, dari Timor sampai ke Talaud, semua terepresentasi.
“Khusus bagi yang ingin menjadi guru agama kristen di sekolah-sekolah, di STFT-INTIM ini juga terdapat program studi Pendidikan Agama Kristen,” ucap Doktor murah senyum tersebut.
Saat ditanya oleh awak media terkait pendidikan bagi calon pendeta itu seperti apa, Pdt. Dr Lidya menerangkan, STFT-INTIM ini memang berorientasi pada pendidikan bagi calon pendeta, namun kami akan tetap upayakan STFT-INTIM ini nantinya akan bertransformasi pada lintas disiplin ilmu.
“Sehingga kami yakin tamatan dari sekolah tinggi ini akan bisa berkiprah pada bidang lainnya. Kami melihat banyak alumni STFT-INTIM ini tidak menjadi pendeta, tetapi menjadi aktifis ditengah masyarakat, seperti dosen, pengusaha, ASN diberbagai instansi pemerintah,” ujarnya lagi.
Sekolah Tinggi Filsafat Theologia Indonesia Bagian Timur dan berada di bawah naungan Kemendikbud Ristek.
“Dengan demikian kami berharap sebagai mana harapan dari LLDikti tadi STFT-INTIM ini bisa dikembangkan menjadi Institut Filsafat Theologia Indonesia Bagian Timur, yang kemudian berimplikasi pada penambahan program studi alias prodi,” tandas Ketua STFT-INTIM Pdt. Dr. Lidya Kambo Tandirerung, M.A, M.Th.(Hdr)