Nah, jika mau menghilangkan keberadaan pak Ogah, lanjut Dosen ilmu Sosiologi ini pemerintah setempat harus menciptakan pekerjaan alternatif yang hasilnya setara dengan penghasilan pak Ogah saat ini. Tapi apakah hal ini dapat dilakukan ?
“Hal tersebut merupakan persoalan klasik. Bukan hanya keberadaan pak Ogah yang kerap disorot, tetapi juga pada gembel dan pengemis (Gepeng). Kalau penghasilan mereka dirata-ratakan perhari dan dikalkulasikan sebulan mencapai Rp 4 jutaan,” ucapnya.
Ada beberapa lokasi yang menjadi ruang publik dan arena praktek pak Ogah dan harus menjadi perhatian pemerintah setempat, seperti Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan AP Pettarani, Jalan Sultan Alauddin, Jalan Hertasning dan beberapa titik lainnya, tandas dosen Sosiologi Universitas Ichsan Sidrap, Dr Imran Kamaruddin, S. Kom.(Hdr)