PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR –Kemampuan mengelola proyek-proyek konstruksi yang kompleks dan berisiko tinggi menjadi kebutuhan yang mendesak, namun mambutuhkan pemahaman mendalam tentang prinsip manajemen proyek, termasuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Proyek konstruksi sering kali bersifat unik, dengan tantangan dan risiko yang berbeda-beda. Hal ini diutarakan Andi Nurkia Agparb, ST, MT, CACP, saat sidang promosi guna mencapai gelar doktor di Pendidikan Vokasi Keteknikan (PVKT) Program Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Makassar (UNM), Selasa (14/05/2024) siang.
Kegiatan yang berlangsung di Aula PPs Gedung AD lantai 5 UNM, Jl Bonto Langkasa ini, Andi Nurkia dengan meyakinkan berhasil memaparkan disertasinya yang berjudul ‘Model Pelatihan Kepemimpinan Manajemen Proyek Konstruksi’ dihadapan dewan penguji yang diketuai Dr. Risma Niswaty, SS, MSi, dengan anggota dewan penguji mulai dari Prof. Dr. Ir. Hasanah Nur, MT, selaku Promotor, Prof. Dr. Ir. Andi Muhammad Idkhan, ST, MT, IPM, selaku Kopromotor, Prof. Dr. Purnamawati, MPd, selaku Penguji Internal, Prof. Dr. Hamsu Abdul Gani, MPd, selaku Penguji Internal, Dr. Ir. Mohammad Junaedy Rahman, ST, MT, selaku Penguji Internal, dan Prof. Dr. Ir. Syamsul Bahri, MSi sebagai Penguji Eksternal.
Turut hadir pula, Dekan Fakultas Teknik UNM, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Yahya, MKes, MEng, IPU, AseanEng, Wakil Direktur III Prof. Dr. Syukur Saud, MPd, keluarga, alumni PVKT, mahasiswa dan beberapa undangan lainnya. Di sidang ini, Andi Nurkia berhasil meraih gelar doktor dengan predikat Cum Laude dan menjadi doktor UNM ke 1417 dan doktor ke 38 Prodi PVKT UNM.
Sebelumnya dalam sidang promosi, Andi Nurkia menyatakan, industri konstruksi merupakan sektor yang dinamis, sehingga membutuhkan kompetensi mumpuni dan berkelanjutan diberbagai bidang terkait, termasuk dalam pemanfaatan teknologi. Selain itu, manajemen risiko menjadi aspek penting dalam manajemen proyek konstruksi.
“Untuk mendukung semua kompetensi ini, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan menjadi sangat penting. Program pelatihan harus dirancang untuk memperbarui pengetahuan profesional. Keberhasilan proyek konstruksi tidak hanya bergantung pada pengetahuan teknis saja, tetapi juga pada keterampilan manajerial dan kepemimpinan para profesionalnya,” tegasnya.
Kesenjangan antara kebutuhan akan kompetensi manajemen proyek yang tinggi dan ketersediaan sumber daya manusia yang memenuhi kompetensi, tersebut sering terjadi. Ini menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi sektor konstruksi, yang mempengaruhi kinerja proyek secara individual, efisiensi dan produktivitas industri secara keseluruhan. Industri konstruksi sendiri harus mengambil langkah proaktif untuk mengatasi kesenjangan ini melalui pelatihan