Bahkan, wilayah ini sering mengalami penumpukan hasil panen buah masyarakat yang tidak dapat terjual ke kota lain. Limbah buah tersebut menyebabkan menumpuknya sampah dan menimbulkan bau yang tidak sedap di pemukiman.
“Dengan pengelolaan sampah yang tepat, limbah buah tersebut dapat dikelola agar tidak menyebabkan pencemaran lingkungan, “ujarnya.
Menurutnya teknik pembuatan eko-enzim relatif mudah diterapkan pada tingkat rumah tangga.
“Siswa maupun guru dapat menemukan media pembuatan serta bahan kulit buah pada lingkungan sendiri, ” sebutnya dihadapan para siswa dan guru.
Diketahui, kegiatan ini diikuti dengan antusias oleh peserta karena dilaksanakan dengan santai yang diselingi dengan humor.
Para guru dan siswa bahkan mendapat hadiah hasil eko-enzim dari tim pengabdi untuk dimanfaatkan di rumah masing-masing.
Tim pengabdi berharap ilmu yang didapatkan oleh siswa dan guru dapat dimanfaatkan dan dapat disebarluaskan pada tingkat masyarakat. Dengan demikian, sampah organik dapat diminimalisir dan menghasilkan lingkungan yang tertata dengan baik. (And)