Berita kriminal, hukum, politik, ekonomi, hingga berbagai peristiwa sosial yang terjadi di masyarakat, semuanya diliput oleh Grace. Memang awalnya, buah hati dari pasangan Brata Ngadiman (ayahnya) dan Anna Clementine (ibunya) ini, mengakui sulit beradaptasi terhadap dunia pertelevisian yang sangat dinamis dengan jam kerja yang tidak menentu. Meski begitu, kesemua itu tidak mengendorkan semangatnya.
Justru dari segudang pengalaman yang diperolehnya, dirinya ditempa dan secara perlahan ia pun semakin jatuh cinta kepada dunia jurnalistik. Kurun waktu tiga tahun saja, kariernya semakin meroket cemerlang, dan Grace sempat melanglang buana berpindah-pindah bekerja di beberapa stasiun telelevisi. Tinggalkan SCTV, dia lalu bergabung di ANTV, namun tak lama kemudian pindah lagi ke TVOne mengikuti seniornya, Karni Ilyas.
Menurut Grace, ketika terakhir menjadi pembawa acara di TvOne, dia adalah penyiar tetap Kabar Pasar, dan juga kerap tampil di Kabar Petang, Apa Kabar Indonesia, Kabar Terkini, hingga sederet program siaran lainnya. “Sejak berkecimpung di dunia kewartawanan, saya banyak berinteraksi dengan berbagai kalangan, mulai dari masyarakat lapisan bawah sampai kalangan atas,” tuturnya.
Hingga suatu ketika berkesempatan mewawancarai Presiden Jokowi dan timbullah ketertarikannya bergelut di politik untuk berjuang dengan semangat solidaritas memajukan negara tercinta ini dan mensejahterakan rakyatnya. Kemudian pada tahun 2014, ia pun banting setir masuk ke kancah politik, dan menjadi salah satu pendiri Partai Solidaritas Indonesia (PSI), serta menjabat Ketua Umum pertama (2014-2021).
Semasa bekerja di TvOne, politikus yang tahun silam dikenal getol menyuarakan disahnya RUU Perampasan Aset Koruptor ini, dia pernah mengikuti kursus kilat di Maastricht School of Management, Belanda (Januari s/d April 2009). Bahkan Grace telah beberapa kali melakukan wawancara ekslusif dengan tokoh-tokoh dunia, seperti Abhosit Vejjajiva (Perdana Menteri Thailand), Jose Ramos-Horta (Presiden Timor Leste), Steve Forbes (CEO Majallah Forbes), George Soros, dan lainnya.
Selama mengabdi di media televisi, Grace tidak hanya bertugas di studio saja, tetapi kerap pula terjun langsung ke lapangan melakukan peliputan, termasuk peristiwa-peristiwa yang berisiko. Seperti pernah ditugaskan meliput tragedi tsunami Aceh pada akhir tahun 2004, meletusnya Gunung Talang di Sumatera Barat yang saat itu tengah berstatus ‘Awas’, dan konflik horizontal di Poso, Sulawesi Tengah.
Selain itu, pada Agustus 2009 ia juga pernah ditugaskan meliput penggerebekan teroris di Temanggung, Jawa Tengah, dimana terjadi tembak menemak antara polisi dengan teroris. Tak sedikitpun surut nyalinya menghadapi segala tantangan dalam pekerjaannya. Ia mengaku selalu berpedoman atau memegang teguh prinsip “Di mana pun aku berada, harus berkarta sebaik mungkin”.
Nah, melihat perjalanan karirnya dan seabrek prestasi yang telah diraihnya, hingga kini mendapat kepercayaan dan amanah dari Presiden Jokowi untuk menjabat Staf Khusus Presiden RI, tidak tertutup kemungkinan di formasi kabinet menteri Prabowo-Gibran setelah pasangan ini dilantik nanti sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI 2024-2029, sosok Grace Natalia bakal menduduki salah satu kursi kementerian seperti yang banyak diprediksi berbagai kalangan. (*)