PEDOMAN RAKYAT, MAKASSAR. Meski hanya diisi oleh dua pemain andalan yang berkiprah di level nasional tim LPTK UNM, masing-masing Dr. Yusnadi, M.Pd dan Dr. Mustafa, M.Pd, dan selebihnya tim FIP UNM hanya diperkuat oleh pemain lokal internal UNM, tetapi tim ini memiliki optimisme dan motivasi yang besar untuk menorehkan sejarah dengan menekuk tim tenis FIKK UNM sebagai tim unggulan di Dies Natalis UNM ke 63 yang bertabur pemain andalan level nasional tim LPTK UNM.
Pengamat olahraga yang juga guru besar bidang Sosiologi Olahraga, Prof. Dr. H. Arifuddin Usman, M.Kes, mengatakan bahwa pertandingan tenis lapangan bergengsi di babak final nanti sore yang mempertemukan tim FIKK- A Vs tim FIP adalah pertandingan yang bisa saja penuh kejutan dan apapun bisa terjadi di atas lapangan apakah sesuai harapan atau sebaliknya tidak sesuai.
"Perlu saya tegaskan bahwa secara fakta kalau kita melihat materi pemain FIKK-A yang dihuni oleh banyak pemain berpengalaman bertanding maka di atas kertas dapat mengalahkan FIP, tetapi itu tidaklah mudah makanya harus dipikirkan secara matang strategi susunan pemain yang akurat, tetapi bisa sebaliknya jika kategori ganda bebas kecolongan atau kurang beruntung dengan pertimbangan salah satu pemain FIKK apakah Erwin atau Ilham Azis yang turun dengan kondisi mental kurang siap dan sebaliknya pasangan Yusnadi Cs tampil dengan percaya diri yang tinggi apalagi mainnya pada sore hari, maka ini bisa menjadi ancaman bagi tim FIKK, oleh karenanya kita tunggu adu strategi kedua tim di partai puncak bergengsi antar fakultas ini mana yang lebih siap dalam persiapan yang matang demi merebut tahta juara,"pungkasnya.
Sementara itu, pemain kunci tim FIP, Dr. Yusnadi, M.Pd, tak ingin sesumbar dalam partai penentuan juara Dies Natalis UNM ke 63 ini. Menurutnya, secara hitung-hitungan materi pemain, tim FIKK memang lebih di atas kualitasnya.
"Kami pada prinsipnya siap memberikan yang terbaik dan akan tampil dalam performa yang maksimal dan tim kami punya optimisme dan motivasi yang besar untuk tetap tampil figh nantinya,"tegasnya. (Wahyudin)
