Namun, tambahnya, kali ini hanya sekitar 130 buah. “Itu memang yang tersimpan di galeri yang sewaktu-waktu dibutuhkan untuk pameran yang selama ini sering berlangsung di beberapa daerah dan kota. Bahkan koleksi kami pernah ikut di Singapura,” katanya.
Menjawab pertanyaan wartawan, Andi Pasamangi membenarkan kalau dalam pameran ini ada beberapa bilah badik, keris dan parang bisa diganti mahar. Termasuk batu mulia yang sudah diolah jadi perhiasan, seperti cincin, gelang dan liontin kalung pria.
“Biasanya, ada anggota yang koleksinya mau dimahar. Bukan dijual,” tambah Bahrun.
“Saya mengajak masyarakat, khususnya para pencinta budaya untuk ikut melestarikan budaya dengan turut menonton dan meramaikan kejadian langka di ‘ujung dunia’ nya Makassar ini,” kuncinya. (DW)