Mulawarman merasa tersanjung karena ternyata Taufan Pawe menghitung betul tulisannya. “Sehingga saya merasa selevel Taufan Pawe yang mantan Walikota Parepare 2 periode,” ujarnya.
Meski demikian, Mulawarman menilai Taufan Pawe bukan tokoh publik, karena kalau Taufan Pawe tokoh publik, mantan Walikota Parepare, apalagi politisi Ketua DPD Partai Golkar Sulsel dan Anggota DPR RI terpilih, pasti tahu dan paham benar apa yang menjadi prinsip dasar demokrasi itu, adalah kebebasan.
“Kebebasan itu, memberi ruang yang terbuka tak bertuan ke publik untuk bebas menafsirkan, bernarasi, berpendapat tentang perilaku dan narasi tokoh publik, apalagi politisi seperti Taufan Pawe yang pasti tidak bisa bebas tafsir.
“Setiap hari publik bisa bebas menafsirkan dan berpendapat tentang perilaku dan narasi Taufan Pawe. Kalau Taufan Pawe paham itu dan menerima sebagai resiko menjadi tokoh publik, maka Taufan Pawe bisa disebut seorang demokrat,” tambah Mulawarman.
Ditanya mengapa Mulawarman begitu perhatian pada pertemuan tertutup Taufan Pawe dengan RMS, mulawarman mengaku sebagai orang Parepare dirinya memiliki interest, karena pertemuan itu membicarakan Pilkada di Parepare dan yang bertemu adalah 2 tokoh kunci Pilkada Parepare, keduanya ketua partai pemenang Pileg di Parepare, karena sebagai jurnalis memiliki kewajiban untuk menafsirkan dan berpendapat tentang pertemuan itu untuk disampaikannya ke publik Parepare.
“Saya sebagai orang Parepare dan jurnalis, saya dijamin oleh negara untuk bebas menafsir lalu berpendapat ketika mengetahui ada pertemuan tertutup antara Taufan Pawe dengan RMS Ketua DPW Nasdem Sulsel,” tandas Mulawarman. (*)