Sekarang ini, lanjutnya, guru harus menerapkan metode pembelajaran yang menyenangkan dan menyejukkan bagi anak didiknya, dan ingat selalu pesan Ki Hadjar Dewantoro, ajari anak-anak sesuai zamannya.
Saat ini, pesan A Ibrahim, sangat diperlukan perhatian guru untuk mengarahkan dan fokus membina siswa-siswi yang nakal di sekolah dan di luar sekolah. Karena tidak menutup kemungkinan mereka-mereka (siswa) bersangkutan itulah yang akan menjadi pemimpin di masa mendatang.
“Siswa-siswi nakal itu perlu diarahkan dan selalu didampingi oleh guru, bentuk karakter mereka, ajari mereka sesuai dengan zamannya. Untuk teman-teman guru, jadikanlah sekolah sebagai tempat untuk tanam-tanam akhirat dengan memaksimalkan kerja-kerjanya dalam mentransformasikan ilmu kepada siswa,” pesan A Ibrahim kepada peserta IHT SMAN 1 Barru.
Untuk itu, Sekdisdik A Ibrahim berharap agar guru dalam melaksanakan PBM supaya menggunakan metode pembelajaran berdiferensiasi, dengan memberikan kebebasan kepada siswa dalam menentukan jalur pendidikan mereka sendiri, berikan pengalaman belajar sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa.
Pembelajaran berdiferensiasi dalam kurikulum merdeka, katanya, merupakan suatu pendekatan yang mengakui, setiap siswa memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda, siswa diberikan pilihan-pilihan yang bervariasi dalam hal materi pembelajaran, metode pengajaran, dan penilaian.
“Tujuan pembelajaran berdiferensiasi ini, untuk memastikan, setiap siswa dapat mencapai potensi maksimal mereka dan merasa termotivasi dalam proses belajar,” tandas Sekdisdik yang akrab disapa puang Ibe’. (*/Hdr)