Dari kutipan pappaseng di atas menjadi pemantik bahwa kita harus berjiwa besar untuk bergandengan tangan demi memajukan Sinjai ke depan.
Terlapes dari masing-masing intepretasi kita tentang pesan moral kepemimpinan di atas, bagi saya ini sekaligus mengingatkan kembali semua pesan-pesan moral yang kuat ini tidak sekadar diucapkan dan tertancap dalam sanubari generasi kita.
Bagi saya, ini mesti harus ada sesuatu yang kita lakukan lebih dari sekadar ucapan, tapi berubah menjadi gairah secara kolektif membuat arah yang jelas untuk Sinjai.
Kita harus selalu menggali keluhuran yang membangkitkan gairah hidup kita. Sebab sekali lagi, momentum ini adalah tempat untuk menyerap harapan, karena harapanlah yang membuat kita bekerja tanpa henti.
Mengikuti trend perubahan yang begitu cepat di Drive oleh teknologi dan perkembangan geopolitik yang tidak menentu. Karena itu momentum kali ini tidak sekadar ‘shifting of power’ (peralihan kekuasaan) tapi juga ‘shifting of society’ (peralihan sosial).
Kita tidak ingin perubahan ini dipaksa diatur oleh segelintir orang dan terjadi begitu saja tanpa ada kontribusi nyata yang kita lakukan untuk berjalan beriringan mengikuti perubahan itu.
Sebab saya merasa confidence dengan kemampuan sumber daya daerah kita sendiri dan saya yakin dengan persatuan kita, keadaan ini akan mendewasakan daerah tercinta kita ini dan akan membuat sifat-sifat leluhur kita semua yang akan mendatangkan decak kagum, Insya Allah.(*)