PEDOMAN RAKYAT - MAKASSAR. Hari Kemerdekaan Indonesia diperingati pada 17 Agustus. Masyarakat Indonesia merayakan kemerdekaan dengan berbagai acara. Satu-satunya lomba 17-an. Lomba ini biasanya diadakan disetiap ORW. Tak jarang lomba 17-an digelar meriah dan kocak. Terlebih jika pesertanya para emak-emak. Seperti yang digelar Alumni IKB PPSP IKIP Ujung Pandang, di The Culture Club, Ahad, 18/08/2024.
Biasanya lomba Agustusan hanya diikuti oleh anak-anak. Namun kini, emak-emakpun tak mau ketinggalan meramaikan ajang tahunan yang memantik semangat nasionalisme. Terlebih jika ada hadiah menarik bagi para pemenangnya.
Lomba yang pesertanya emak-emak menjadi daya tarik tersendiri. Kegiatan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mempererat tali silaturahmi.
Ide lomba 17 Agustus untuk emak-emak disesuaikan dengan kemampuan mereka. Lomba-lomba yang cocok bisa saja berupa aktivitas yang menguji keterampilan sehari-hari, kreativitas, atau bahkan kemampuan fisik ringan yang menyenangkan.
Penting untuk memastikan bahwa lomba tersebut aman, menghibur, dan dapat diikuti oleh semua kalangan emak-emak.
Untuk menarik minat peserta, panitia memilih lomba sesuai tren terkini, namun tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional dalam bingkai semangat kemerdekaan.
Lomba yang dipertandingkan antara lain " lomba membuat nasi goreng merah/putih ", " lomba joget balon ", " lomba berbaris mata tertutup ", " lomba maju mundur ", " lomba mengeluarkan bola " dan panitia menyiapkan hadiah yang cukup besar bagi angkatan yang hadir paling banyak.
Nasi Goreng Merah- Putih
Salah satu tradisi Indonesia di bulan Agustus adalah merah putih. Merah putih bukan hanya bendera, merah putih adalah jiwa Indonesia, merah itu berani putih itu suci. Bukan hanya di kota-kota, desa-desa pun semarak dengan merah putih, bukan hanya bendera yang di pasang, namun juga aneka ornamen penghias rumah, lampu hias, dan sebagainya serba merah putih.
Tak terkecuali nuansa merah putih juga di tampilkan dalam lomba memasak nasi goreng. Nasi goreng yang merupakan salah satu makanan tradisional dan khas Indonesia di kreasikan menjadi bernuansa merah putih, untuk menyemarakkan kegiatan dalam mengisi kemerdekaan di sekretariat IKB PPSP IKIP Ujung Pandang, The Culture Club Gontang- Makassar.
Masing-masing peserta bersaing untuk memasak nasi goreng yang memadukan antara warna merah dan putih. Serta menyajikan dengan sajian yang terbaik dalam waktu 60 menit. Selama proses memasak para peserta tampak antusias dan tak menghiraukan komentar penonton.Yang jelas satu, yang menjadi kebanggaan " merah putih selalu dalam jiwaku ".
Adapun yang menjadi penilaian dalam lomba memasak nasi goreng merah putih mulai dari penggunaan bahan yang segar, kekompakan tim, penyajian dan tentu rasanya wajib enak.
Lomba Joget Balon
Dalam lomba ini, pesertanya berpasangan dan harus menari dengan balon yang ditempatkan di antara mereka.
Tantangannya adalah menjaga balon agar tidak jatuh atau pecah selama mereka berjoget mengikuti irama musik. Koordinasi dan kekompakan mereka akan diuji untuk membuahkan kemenangan.
Mata Tertutup
Lomba baris-berbaris dengan mata tertutup bertujuan untuk melatih kekompakan dan kesiapan para peserta dalam menerima dan melaksanakan aba-aba yang diberikan.
Meskipun gerakan mereka sering kali tidak seragam dan kerap kali tidak sinkron hal ini justru menambah keceriaan suasana. Barisan yang awalnya rapi tiba-tiba berantakan saat beberapa peserta kehilangan arah, namun hal ini tidak mengurangi semangat dan kekompakan mereka.
Setiap langkah yang tidak sempurna disambut dengan tawa dan sorakan dari penonton, menunjukkan betapa lomba ini tidak hanya tentang menang atau kalah, tetapi tentang kebersamaan dan kegembiraan.
Maju Mundur
Lomba Maju Mundur, sebuah kompetisi yang menuntut kekompakan, koordinasi dan keceriaan dari para peserta. Pasalnya, aba-aba yang disampaikan pemandu (panitia ) kebalikan dari yang mereka harus lakukan.
Seperti, jika pemandu mengatakan tiga langkah ke kanan, berarti tiga langkah ke kiri. Kalau pemandu mengatakan mundur tiga langkah, berarti maju tiga langkah.
Untuk lomba ini satu tim berjumlah enam orang, begitu ada yang salah, langsung di keluarkan dari barisan.
Lomba Mengeluarkan Bola
Lomba mengeluarkan bola dari boks-pun mengundang tawa. Boks yang berisikan 20 bola kecil diikat dipinggang tiap peserta dan disimpan pada bagian belakang ( di atas pantat ). Bola baru bisa keluar kalau yang panggul melompat.
Untuk mengeluarkan bola dari boks, punya tehnik tersendiri. Lompatan tidak harus tinggi.
Selain lomba yang menguras tenaga, panitia yang di ketua Risal Damis ( angkatan 82 ) dan wakilnya Rospiati ( angkatan 80 ) juga mengadakan lomba nyanyi sambung tanpa teks dan lomba nyanyi sambung dengan teks.
Dan, hadiah para juara lomba langsung diserahkan oleh masing-masing Ketua Harian IKB PPSP IKIP UP, Farouk M Beta, Sekjen IKB PPSP IKIP UP, Waris Ardhy dan Ketua Panitia Rizal Damis.
Ketua Harian IKB PPSP IKIP Ujung Pandang, Farouk M Beta kepada " PR.co.id " mengatakan, lomba 17-an ini diadakan selain untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 79 juga untuk lebih mempererat hubungan tali silaturahmi yang sudah ada. ( ab )