‘Kami memiliki guru sekitar 15 orang. Ada yang berstatus honorer, PNS dan P3K. Kami hanya memiliki 3 ruang kelas,” paparnya.
Dia mengakui, pihaknya akan mempejari berbagai hal, seperti metode pengajaran, kurikulum, suasana kegiatan belajar mengajar, dukungan sarana dan prasarana serta sarana pendukung di SMAN 22 Makassar.
Kabid SMA/SMK Pardi Toansiba menambahkan, studi banding yang dilakukan jajatannya akan ditindaklanjuti setelah tiba di Papua Barat.
“Kita akan membantu dan memberikam rekomendasi, apa yang akan dibutuhkan sekolah kami untuk kedepannya. Jadi ada hasil yang kami dapatkan, pasca studi banding ini,” katanya.
Dipilihnya SMAN 22 Makassar menjadi lokasi tujuan studi banding, itu berkat informasi dan berita yang ada di google, tentang keberadaan sekolah yang terletak di Sudiang Makassar tersebut.
“Jadi kami tidak mendapat rekomendasi, tetapi kami sendiri yang mencari data tentang sekolah ini,” pungkas Dobi.(Hdr)