Mengenang 37 Tahun Kepergian Ramang : Tetap “Toami”, Tapi Telah Tiada

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Oleh M. Dahlan Abubakar (Penulis buku “Ramang Macan Bola”)

ORGANISASI sepak bola se-jagat, Federation Internationale de Football Association (FIFA) di halaman depan laman resminya (FIFA.COM) 26 September 2012 mengenang pemain legendaris Indonesia kelahiran Barru, Sulawesi Selatan, Ramang bertepatan dengan 25 tahun kematiannya (26 September 1987).

Di laman itu, Ramang dikenal dengan nama Rusli Ramang. Kontan saja munculnya tulisan itu disambut hangat oleh sejumlah media online dan cetak di tanah air. Tidak hanya itu, orang pun memburu informasi tentang Ramang, termasuk buku yang pernah ditulis.

Mengenang Ramang yang dilakukan oleh FIFA melalui catatan di laman tersebut merupakan sebuah kebanggaan dan pengakuan terhadap sosok seorang Ramang. Organisasi sebesar FIFA saja mengakui kehebatan Ramang, tetapi tengoklah dan bagaimana dengan di negeri sendiri. Pemeo yang menyebutkan, kadang-kadang orang atau pihak lain yang memberi penghargaan luar biasa, agaknya terbukti.

Sepengetahuan kita, inilah untuk pertama kalinya organisasi sepak bola sejagat se-kelas FIFA mengakui dan memberi apresiasi yang sangat luar biasa kontruktif dan positif terhadap seorang pesepak bola Indonesia, justru di saat organisasi sepak bola nasional Indonesia, PSSI, sedang dirundung masalah waktu itu.

Di dalam negeri, Ramang selalu dikenang lantaran namanya digunakan pada frasa ‘Pasukan Ramang’’ sebagai julukan terhadap klub Persatuan Sepakbola Makassar (PSM) dengan harapan dapat bangkit dengan semangat dan berprestasi seperti Ramang. Namun, penggunaan nama kian paradoks dengan prestasi yang diraih PSM. Bagaimana mau memaknai roh semangat Ramang, sementara para pemain kesebelasan Juku Eja ini lebih banyak anak-anak non-Bugis-Makassar alias asing. PSM sudah menjadi sebuah klub profesional.

Nama Ramang kini dikenal tidak lebih dari sekadar basa basi. Toami Ramang (Ramang sudah tua), sebuah idiom yang bermula dari ucapan Ramang sendiri ketika menolak saya yang hendak mewawancarainya sekitar 43 tahun (1981) silam di kediamannya. Ungkapan bernada kontradiksi dengan apa yang hendak kita inginkan terhadap sosok pemain legendaris ini. Dua kata yang menyimbolkan bahwa seseorang sudah tua, tidak perkasa lagi, prestasi sudah melorot, dan semua yang lemah lunglai.

Baca juga :  Damaikan Warganya yang Bertikai, Bhabinkamtibmas Ujung Tanah Lakukan Problem Solving

Penggunaan nama toami Ramang, memberikan kekhususan, betapa frasa ini hidup subur di tengah masyarakat dari waktu ke waktu. Belum pernah ada nama orang yang sudah seperempat abad (per 2012), sosok dan namanya masih disebut toami (sudah tua). Sapaan seperti itu masih terus digunakan masyarakat Sulawesi Selatan hingga kini.

Ramang pun pernah disimbolkan pada sebuah patung yang tegak perkasa di pintu gerbang masuk lapangan Karebosi Makassar. Patung itu tidak berusia lama. Proyek revitalisasi Karebosi yang sempat menunai pro-kontra hingga kini ternyata menggusur patung pemain bola ternama itu.

Kini, patung tersebut tak diketahui entah ke mana rimbanya. Tetapi Pemerintah Kota Makassar menbangun patung serupa yang lebih mirip Ramang di Anjungan Losari, dibandingkan patung yang pertama – menurut Anwar Ramang – lebih mirip wajah Gadjah Mada.

Meloncat ke era 50-an, Indonesia mulai bangkit dan menunjukkan kualitas permainannya di level Internasional. FIFA menyebut era ini adalah masa keemasan sepak bola Indonesia. Tim Garuda menjadi kekuatan yang ditakuti di Asia dan semua itu berkat penampilan gemilang seorang legenda asal PSM Makassar, Ramang.

Perjalanan Ramang bersama timnas Indonesia dimulai pada tahun 1952. Ia dikirim daerahnya untuk mengikuti training camp di Jakarta. Karena kemampuannya yang di atas rata-rata, ia terpilih untuk menjadi pemain timnas Indonesia.

Tak perlu waktu lama bagi Ramang untuk membangkitkan imajinasi dan harapan rakyat Indonesia, negara yang masih muda saat itu. Indonesia melakoni tur Asia Timur melawan Filipina, All-Hong Kong, Hong Kong Selection, Persatuan Sepakbola Seluruh China, Korea Selatan, dan Thai Royal Air Force pada tahun 1953.

Dari sekian banyak pertandingan di negeri asing, Indonesia hanya kalah sekali oleh Korsel, sisanya mereka menangkan seluruhnya. Begitu dahsyatnya kemampuan Indonesia saat itu hingga mereka mencatat 25 gol dan hanya kebobolan tujuh kali dalam enam pertandingan. Yang sangat dahsyat lagi, 19 gol Indonesia di tur itu dicetak oleh Ramang.

Baca juga :  Liga I BRI : Persija Paksa PSM Imbang

Tiga tahun berselang, Indonesia kembali mendapat kesempatan bermain di ajang besar. Tim sepak bola Indonesia dinyatakan lolos ke perempat final Olimpiade Melbourne 1956 setelah Vietnam Selatan mengundurkan diri. Ini adalah satu-satunya partisipasi Indonesia di ajang Olimpiade. Di atas kertas, Indonesia yang merupakan bagaikan negeri antah berantah di dunia sepak bola diprediksikan akan dihajar habis-habisan oleh tim-tim kuat dunia. Tapi itu tidak terjadi.

Pelatih Indonesia saat itu Tony Pogacnik mempersiapkan Indonesia dengan baik. Tak lupa, ia membawa serta Ramang ke dalam timnya. Lawan mereka di perempat final adalah salah satu tim terkuat dunia saat itu, Uni Soviet. Patut dicatat bahwa Indonesia bukan melawan tim junior atau tim amatir Uni Soviet. Garuda bertanding melawan tim yang kurang lebih sama dengan yang menjuarai Piala Eropa pada tahun 1960.

Uni Soviet diperkuat pemain hebat seperti Lev Yashin, Igor Netto, Eduard Streltsov dan Valentin Ivanov. Di babak sebelumnya, Uni Sovyet telah mengalahkan juara dunia Jerman Barat dengan skor 2-1. Mereka terperangah oleh penampilan spartan yang ditunjukkan skuad tak dikenal bernama Indonesia.

1
2TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Pastikan Pelayanan Masyarakat Aman, Kepala BPOM Taruna Ikrar Sidak Instalasi dan Pelayanan Farmasi di Puskesmas Cakung

PEDOMANRAKYAT, JAKARTA – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Prof. Dr. Taruna Ikrar, melakukan inspeksi mendadak (sidak)...

Soal Dugaan Paksaan Mengisi Surat Pengajuan Pindah Siswa, Kepala SMAN 1 Makassar Berikan Klarifikasi

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Sebuah kabar mengenai dugaan paksaan dari pihak SMA Negeri 1 Makassar terhadap sejumlah wali murid...

Partai Golkar Kota Palopo Akan Selenggarakan Jalan Sehat Berhadiah Paket Umrah

PEDOMANRAKYAT, PALOPO - Partai Golkar tingkat Kota Palopo akan menyelenggarakan acara Jalan Sehat pada hari Sabtu, 10 Mei...

Sosialisasi Buku KIA 2024, Wujud Komitmen Bersama Tingkatkan Kesehatan Ibu dan Anak di Sulawesi Selatan

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Hampir tiga dari sepuluh ibu hamil di Indonesia menderita anemia. Seperlima lainnya menghadapi risiko Kurang...