Amri Arsyid: Abaikan Ruang Terbuka, Makassar Kini Jadi Kota Terpanas ke-Dua Setelah Jeddah

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

“Bahkan dibeberapa kesempatan saya sering menyampaikan kepada Dek Awing ini, agar sering-sering membaca puisi supaya hatinya jadi lembut,” ungkap Sutradara Sang Karaeng di IGD ini.

Ia juga menyoroti terkait tidak adanya gedung-gedung kesenian di kota Makassar.

“Saya mencatat saat ini, kelompok-kelompok seni teater saat ini hanya tersisa 3. Ini sangat miris untuk kota sebesar Makassar yang merupakan gerbang Indonesia Timur. Saya berharap agar pemimpin kota Makassar ke depan bisa kembali membuat ruang-ruang berkesenian,” kuncinya.

Di sisi lain, Aslam Katutu yang secara gamblang menyebut dirinya pendukung paslon nomor 1 (Mulia) mengkritik keterlambatan Amri Arsyid di acara tersebut. Ia bahkan berani menanyakan, mengapa Amri Arsyid nekad menjadi calon wali kota Makassar.

Diskusi semakin “panas” ketika Pemerhati Tata Ruang dan Lingkungan Muttaqin Azikin angkat bicara terkait beberapa fakta yang tidak diindahkan oleh wali kota sebelumnya.

Ia bahkan berseloroh bahwa dia tidak menyumbangkan tulisan di buku ini, karena memang dirinya tak berniat jadi wali kota.

Direktur Ma’Refat Institute ini juga menekankan agar acuan pemerintah dalam RPJP dan RPJMD harus dilakukan karena ini diatur di Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 2014.

“Di sini kita bisa memilah di mana visi misi daerah dan visi misi kepala daerah,” tegasnya.

Ia juga menyinggung bahwa mengapa kota Makassar saat ini sangat terasa panas, hal ini karena adanya kekeliruan dalam hal tata ruang ruang.

“Saat ini Kota Makassar menjadi kota terpanas ke-dua setelah Jeddah, hal ini karena ambisi ingin melihat Makassar menjadi kota dunia, sehingga mengabaikan ruang terbuka hijau, sehingga saat ini kota Makassar menjadi terasa panas.

Di sesi lain, Amri menyatakan bahwa apa yang dia cari-cari saat ini, ada di ruangan ini. Dia bahkan berharap agar ada pertemuan non formal berikutnya untuk membuat program dan gagasan terkait kota Makassar.

Baca juga :  Dikatakan Penyidik Memukul Wartawan, Kapolsek Tallo : Itu Tidak Benar

Diskusi “Mengutui Isi Kepala Calon Wali Kota Makassar” ini dihadiri lebih kurang 50 orang peserta di antaranya, Dr Fadli Andi Natsif (Akademisi), Dr Syafruddin Muhtamar (Akademisi) Dr Dirk Rukka Sandarupa (Akademisi) Muhammad Amir Jaya (Penyair), Yudhistira Sukatanya (Sutradara), Zahir Juana Ridwan (Seniman Pantun) Andi Marliah (Penyair), Muliati Mastura (Akademisi), Murnih Aisyah (Akademisi), Muhammad Arafah (Wartawan), M Rusdi Embas (Wartawan), Asnawin Aminuddin (wartawan), Ali Mitos (wartawan) Adnan Achmad (wartawan) serta para ibu komunitas Anak Pelangi dan para aktivis pemuda dan mahasiswa. ( ab )

1
2
TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Kejuaraan Soft Tennis Nasional 2025 Resmi Dibuka, Makassar Unjuk Diri sebagai Pusat Pembinaan

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Ketua Umum Pengurus Pusat PESTI Indonesia, Brigjen Pol M. Awal Chairuddin, S.I.K., MH, menegaskan, Kejuaraan...

Sejumlah Tokoh Masyarakat dan Warga Kelurahan Banta-Bantaeng Soroti Netralitas Lurah dan Panitia Pemilihan RT-RW

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Netralitas Lurah Banta-Bantaeng dalam proses Pemilihan Ketua RT-RW di wilayah Kelurahan Banta-Bantaeng, Kecamatan Rappocini, Kota...

Hadirkan Pemateri Nasional, Pengprov Wushu Sulsel Tingkatkan Kualitas Wasit dan Pelatih

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Pengurus Provinsi (Pengprov) Wushu Indonesia Sulawesi Selatan (Wushu Sulsel) menggelar Penataran Wasit Wushu Sanda Tingkat...

Siswi SMAN 22 Makassar Raih Medali Emas dan Penghargaan di Korea

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Kepala UPT SMAN 22 Makassar, Junaid, mengungkapkan rasa syukurnya atas prestasi membanggakan yang diraih salah...