“Saya bermimpi seluruh garis pantai Mapane hingga Moengko ini akan ditanami mangrove karena sangat banyak manfaatnya, bukan hanya menjadi benteng alami yang melindungi pantai dari abrasi dan gelombang laut, melainkan juga memiliki fungsi vital dalam penyerapan karbon dan menjadi habitat bagi berbagai spesies laut,” ujar Rudi Rahmat kepada media ini melalui pesan whatsapp (WA)-nya, Kamis (28/11/2024).
Dia mengatakan, dengan terbentuknya Kelompok Konservasi Sobat Mangrove Popakuni, menjadi pelopor dan teladan bagi Sebagian masyarakat yang masih melakukan penebangan terhadap mangrove. “Ke depan Mapane diharapkan dapat menjadi pusat rehabilitasi mangrove di Sulawesi Tengah, khususnya di Kabupaten Poso,” imbuh Rudi Rahmat.
Muhammad Suheri Sastri selaku Fuel Terminal Manager Poso, menyampaikan daerah pesisir pantai Popakuni rentan dengan abrasi, sehingga, melalui program penanaman mangrove memitigasi dampak sehingga ekosistem yang ada di darat tetap terjaga.
“Selain itu, kegiatan ini juga berupaya dalam mengedukasi masyarakat untuk peduli dengan lingkungan sehingga memiliki pengetahuan dan kesadaran menjaga kelestarian alam,” kata Suheri Sastri.
Di tempat terpisah, Manager Communication Relations & CSR Fahrougi Andriani Sumampouw, menyampaikan mitigasi perubahan iklim dan penanggulangannya menjadi salah satu prioritas dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals). Komitmen Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi dalam menjaga lingkungan, tidak hanya dengan melakukan operasional bisnis yang bertanggung jawab tetapi juga menjaga ekosistem salah satu di antaranya dengan program penanaman mangrove.
“Kegiatan penanaman mangrove ini selaras dengan standar pengelolaan bisnis perusahaan mengkedepankan Environmental, Social, and Governance (ESG) dan menopang pilar ke-13 (penanganan perubahan iklim) dari SDGs, bagian komitmen Pertamina Patra Niaga dalam mengambil peran untuk perbaikan perubahan iklim,“ tutur Fahrougi. (*/mda)