Hengki mengaku telah mengundang Reza dari bulan lalu untuk datang memberi ruang untuk mediasi bersama agar dapat menemukan jalan terbaik, tapi tidak datang-datang, dan tiba-tiba datang dengan membawa rombongan massa untuk membuat kericuhan dan ada upaya pengrusakan terhadap pintu toko dengan menendangnya.
Akibat aksi tersebut PT. Hens merasa sangat dirugikan dan harus membayar denda oleh perusahaan AIMA, sebab AIMA tidak ada sangkut paut dengan bisnis ini.
“Mirisnya lagi semua pegawai yang diajak ini belum cukup masa kerja selama 1 bulan, yah ibaratnya terprovokasi sampai-sampai sopir pribadi saya juga diajak-ajak,” ungkapnya.
Hengki menambahkan bahwa laporan yang masuk ada 7 orang yang tidak terbayarkan gajinya, sementara dari data yang kami perlihatkan kalau ke 7 orang ini bekerja tidak cukup dalam 1 bulan.
“Ini negara hukum kita pasti bikin laporan resmi bahwa ada sesuatu hal yang menimbulkan berita hoax dan pencemaran nama baik yang tidak didasari bukti, kami disini sudah mengalami kerugian baik dari sini, baik dari AIMA yang tidak ada sangkut pautnya . Dan saya menilai ini bukan menyampaikan aspirasi melainkan kekerasan dengan cara menakut-nakuti. Dan sampai kami mengalami kerugian semua penjualan itu dia tutup, kami dikunci dari luar dan dimatikan aliran listrik berjam-jam lamanya atas tindakan anarkis yang mereka lakukan, kami punya rekaman video sebagai bukti dan data-data eks pekerja training yang dapat dijadikan sebagai alat bukti pelaporan,” tutupnya. (And)