Terlalu Bergantung pada AI, Pelajar Semakin Malas untuk Berpikir Kritis

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Menurut website dari Summit Learning Charter, pelajar atau mahasiswa kerap kali menganggap AI sebagai jalan pintas, bukan sebagai alat. Penggunaan AI dalam menghasilkan ide atau perspektif dapat menjadi hambatan keterlibatan pelajar secara mendalam terhadap topik tersebut dan menggunakan kesimpulan unik mereka sendiri.

Tidak hanya iu, keterlibatan teknologi AI dalam pembelajaran akan mengurangi interaksi sosial antara mahasiswa dan dosen atau dengan antar mahasiswa. Kurangnya kerja sama dan komunikasi antara pengajar maupun mahasiswa menjadi salah satu dampak negatif dari keterlibatan AI.

Kehadiran Chat GPT dapat menciptakan kebiasaan menunda tugas, kehilangan memori hingga penurunan kinerja akademik. Pelajar yang mengalami tekanan akademis yang besar akan lebih memungkinkan menggunakan teknologi AI untuk mendapatkan bantuan. Hal tersebut yang dapat mengurangi pengembangan kemampuan untuk berpikir ktitis dan pemecahan masalah di kalangan pelajar, karena mereka akan terbiasa dengan sistem AI yang memberikan jawaban dan solusi yang instant.

Segala sesuatu pasti mempunyai sisi positif dan sisi negatifnya. Semua itu tergantung pada bagaimana cara kita memanfaatkan dan mengembangkannya untuk diterapkan dan diatur oleh setiap individu.

Pengirim Opini :

Nama lengkap: Nasywa Asyifa Salsabila
Status: Mahasiswa aktif semester 3 UIN Sunan Gunung Djati Bandung
No. WA aktif: 085xxxxx285

1
2
TAMPILKAN SEMUA
Baca juga :  Catatan Wartawan :(3) Menyamar sebagai Karyawan EMKU

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Keteguhan Mentan Andi Amran Sulaiman Menapaki Jalan Swasembada dan Kedaulatan Pangan Nasional

Oleh: Muslimin Mawi “Jangan berhenti sebelum tugasmu selesai.” Petuah ayah di tanah Bone yang menjadi kompas hidup Andi Amran...

Perjalanan Menuju Kampus Ilmu

Oleh: Yosua Thomas Dolmo (Mahasiswa STIE Nusantara) Nama saya Yosua Thomas Dolmo, biasanya dipanggil Cua. Usia saya 21 tahun....

Salsabila: Saya Seorang Pembelajar yang Dinamis

Oleh: Salsabila (Mahasiswa STIE Nusantara) Nama saya Salsabila, biasanya dipanggil Caca. Usia saya 19 tahun. Seorang mahasiswi di Sekolah...

Memoar: Janji di Ujung Nafas Ayahku

Oleh: Ardhy M. Basir Pengantar Redaksi: Empat puluh tahun lalu, seorang jurnalis senior meninggalkan dunia dalam keheningan sore di bulan...