Ia menyebutkan, pembangunan Bendungan Jenelata merupakan bagian dari visi besar Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita untuk memperkuat ketahanan pangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen.
“Kita harus memastikan pembangunan ini berjalan lancar karena bendungan ini memiliki dampak besar, baik untuk ketahanan pangan maupun pertumbuhan ekonomi.
Segera berikan data teknis kebutuhan lahan kepada Jaksa Pengacara Negara agar proses pembebasan lahan dapat dipercepat,” tegas Agus Salim.
Potensi Besar Bendungan Jenelata
Bendungan Jenelata dirancang dengan tipe Concrete Face Rockfill Dam (CFRD) setinggi 62,8 meter. Dengan anggaran mencapai Rp4,15 triliun yang bersumber dari APBN dan pinjaman Cexim Bank Tiongkok, bendungan ini memiliki kapasitas tampungan normal hingga 223,6 juta meter kubik air dengan luas genangan mencapai 12,20 kilometer persegi.
Menurut Suryadarma, bendungan ini memiliki beragam manfaat strategis, seperti :
-Mereduksi banjir periode ulang 50 tahun dari 1.800 meter kubik per detik menjadi 686 meter kubik per detik.
-Menyediakan air baku sebesar 6,05 meter kubik per detik.
– Mengairi area irigasi seluas 26.773 hektar.
– Potensi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar 7 Mega Watt.
Saat ini, progres pengerjaan fisik bendungan baru mencapai 7,465 persen, dengan target penyelesaian pada tahun 2028.
Harapan untuk Masa Depan
Pembangunan Bendungan Jenelata diharapkan menjadi solusi jangka panjang untuk berbagai tantangan, termasuk masalah banjir, kebutuhan air irigasi, dan ketersediaan energi di Sulawesi Selatan.
Dengan sinergi berbagai pihak, proyek ini diyakini dapat memberikan dampak besar bagi masyarakat dan mendukung tercapainya tujuan nasional di sektor pangan dan ekonomi.(Hdr)