Menikmati “Sate Rasa Keju”

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Catatan M.Dahlan Abubakar

Merebaknya informasi perihal pemberhentian Shin Tae-yong (STY) dan pengangkatan mantan pemain timnas Belanda, Patrick Kluivert sebagai pelatih tim nasional Indonesia, membuat ramai di jagat media. Informasi tersebut tidak saja muncul dari kalangan domestik, tetapi juga sudah memicu perhatian pengamat di luar negeri. PSSI sendiri melalui situs resminya, Rabu (8/1/2025) mengumumkan Patrick Kluivert akan mendapat kontrak dua tahun sebagai pelatih timnas Indonesia. Dia didampingi Alex Pastor dan Denny Landzaat sebagai asisten pelatih di samping dua asisten pelatih asal Indonesia, namun namanya belum disebutkan.

Seorang jurnalis Italia mempertanyakan, apa yang dilakukan Erick Thohir dengan langkahnya itu. Dikutip dari “suara.com” Jurnalis Italia bernama Siavoush Fallahi ikut menyoroti kabar bahwa Patrick Kluivert ditunjuk sebagai pelatih timnas Indonesia. Jurnalis asal negeri menara miring Pisa ini agaknya paham benar dengan eksistensi Ketua Umum PSSI tersebut karena pernah menjabat Presiden Inter Milan belasan tahun silam.

Siavoush Fallahi justru menertawakan Erick Thohir yang disebut menunjuk Patrick Kluivert sebagai suksesor Shin Tae-yong. Bahkan Fallahi sempat menyoroti keputusan buruk Erick Thohir yang sempat menjadi Presiden Inter Milan. Kala itu, ia memecat Roberto Mancini dengan pelatih Belanda juga, yakni Frank de Boer.

"Obsesinya dengan pelatih Belanda perlu dipelajari. Pelatih paling buruk di sejarah sepak bola (De Boer)," sambung cuitan itu.
Adapun Erick Thohir mengatakan bahwa pelatih baru timnas Indonesia akan diperkenalkan pada 12 Januari 2025 mendatang. Meskipun begitu, namanya masih dirahasiakan walau sudah beredar Patrick Kluivert yang akan ditunjuk.

Dinamika sepak bola

Erick Thohir sendiri mengungkapkan, pemilihan pengganti STY dengan pelatih dari Negeri Belanda itu tentu saja ada keuntungan yang bisa diraup Indonesia. Dia menjelaskan alasan pemilihan pelatih baru dari Belanda itu karena ada faktor kesamaan budaya dengan pemain-pemain diaspora yang memperkuat Indonesia saat ini yang mayoritas besar memiliki latar belakang Belanda. Keterlibatan sosok dari Belanda, disebut akan menjadi pilar dalam dinamika sepak bola hingga personal pemain Timnas Indonesia.

"Ya banyak pilihan, bisa Italia, bisa Spanyol, tapi tentu dengan jeda 2,5 bulan kita harus berusaha menjaga dinamika. Dinamika yang ada selama ini mengenai kultur," kata Erick, Senin (6/1/2025) seperti diberitakan “tvone.com”.

“Okezone.com” menulis, Kluivert kemungkinan akan memboyong lima pemain naturalisasi Grade A yang berpotensi bergabung dengan tim Garuda saat Patrick Kluivert menjadi pelatih skuad Garuda. Kelima pemain ini sejatinya sudah lama dikaitkan dengan skuad Garuda, termasuk saat STY masih menangani Pratama Arhan cs.
Hanya saja, PSSI belum berhasil meyakinkan pemain keturunan Grade A itu untuk memperkuat Timnas Indonesia.

Baca juga :  Ketua Panitia Porseni PGRI VI Soppeng Pastikan Tempat Penerimaan Kontingen di 4 Titik

Berbagai faktor menjadi penyebab para pemain keturunan itu menolak dinaturalisasi, salah satu di antaranya karena masih percaya bisa menembus timnas kelahiran mereka. Para pemain itu seperti ada yang masih berharap bisa memperkuat Italia hingga Belanda.

Kendati demikian, kehadiran Kluivert mungkin saja bisa meyakinkan lagi para pemain keturunan Grade A itu untuk memperkuat Timnas Indonesia. Kluivert memang masih minim pengalaman melatih, namun ia adalah legenda Timnas Belanda. Dengan nama top Kluivert, diharapkan para pemain keturunan yang sempat menolak bergabung dengan tim Garuda bisa segera merapat ke Timnas Indonesia.

Kelima pemain itu, mulai Emil Audero yang sejatinya sudah sempat didekati PSSI. Namun, kiper yang bermain untuk Como 1907 di Liga Italia 2024-2026 tersebut menolak mentah-mentah ajakan PSSI untuk dinaturalisasi. Pasalnya, Emil Audero masih berusaha menembus skuad Timnas Italia. Kini, nyatanya Emil Audero belum berhasil mencapai target itu.

“Emil yang masih kesulitan menembus skuad Timnas Italia mungkin saja mulai tertarik memperkuat Timnas Indonesia,” tulis Okezone.com.

Pemain kedua, Pascal Struijk yang diharapkan akan menambah kekuatan di lini pertahanan Timnas Indonesia. Sejauh ini, memang PSSI lebih banyak menaturalisasi pemain belakang. Sejauh ini sudah cukup banyak pemain keturunan yang bermain sebagai bek tengah, namun kehadiran Struijk tetap dinantikan. Saat ini pemain keturunan Belanda-Indonesia itu bermain di Leeds United.

Ketiga, Million Manhoef pun dikabarkan memiliki garis keturunan Indonesia dari sang kakek di pihak ibunya yang berasal dari Surabaya, Jawa Timur. Winger berusia 23 tahun itu pun diketahui tengah bermain di Championship 2024-2025 bersama Stoke City. Sayangnya, Manhoef sudah beberapa kali membela Timnas Belanda U-21. Hal itu jelas membuat proses naturalisasi Manhoef akan sedikit sulit.
Keempat, Ryan Flamingo, kini bermain untuk PSV Eindhoven. Bek tengah berusia 22 tahun itu baru didatangkan dari FC Utrecht pada musim panas 2024 lalu. Pemain ini sejatinya beberapa kali memberi kode dengan memasang bendera Indonesia, tanda sang pemain punya darah keturunan Tanah Air. Flamingo diketahui punya keturunan Jawa dari buyutnya yang berasal dari Suriname. Namun, Flamingo mesti menunggu 2-5 tahun untuk dinaturalisasi lantaran pernah membela Timnas Belanda U-21.

Baca juga :  Trofeo Mini Soccer SFC Makassar di Batu, Azhary dkk Tahan Imbang Uka-Uka All Star dan Harus Akui Keunggulan Persema Legend

Pemain terakhir, Jayden Oosterwolde, Seperti pemain-pemain lainnya, dia pun berdarah Indonesia-Belanda, Jayden Oosterwolde sempat masuk radar Shin Tae-yong. Akan tetapi, pemain Fenerbahce itu menolak ajakan bergabung Timnas Indonesia. Bek kiri berumur 23 tahun itu ingin mengejar mimpinnya, yaitu main untuk Timnas Belanda.

“Indonesia dan Suriname telah menghubungi saya. Suatu waktu, saya menerima berbagai pesan Instagram dari Indonesia, salah satunya ternyata asisten pelatih tim nasional,” ujar Jayden Oosterwolde, dikutip dari media Belanda, ELF Voetbol yang ditulis “Okezone.com”..

“Melalui agen, saya sudah mengatakan saat ini saya fokus untuk membela Timnas Belanda. Indonesia dan Suriname belum masuk pertimbangan saya. Saya selalu bermimpi untuk Timnas Belanda dan saya sedang mengejarnya,” tambah Oosterwolde.

Kendati demikian, sampai saat ini Jayden belum juga dipanggil untuk memperkuat Timnas Belanda, bahkan untuk tim kelompok umur. Melihat situasi itu, memilih Timnas Indonesia bisa menjadi opsi terbaik yang dimiliki Jayden jika ingin bermain di Piala Dunia.

Media Belanda ad.nl. Sebagaimana diberitakan Republika.co.id., Kluivert juga akan menjadi magnet bagi pemain Belanda agar mau dinaturalisasi. Dalam artikelnya yang terbit Senin (6/1/2024) berjudul, ‘Welbespraakte Patrick Kluivert moet magneet zijn voor nieuwe jongens richting WK-primeur Indonesië’ ditulis bahwa Kluivert akan membantu mempertajam lini depan timnas.

“Kluivert harus membantu tim Indonesia untuk lebih banyak menyerang lagi, mencetak gol lebih banyak,” tulis media tersebut.

Kemudian, ad.nl menulis PSSI tampaknya melihat Kluivert sebagai duta besar yang menjadi magnet untuk pemain Belanda yang merumput di sana untuk mau pindah kewarganegaraan. Paling tidak ada dua pemain berkualitas yang sepertinya ‘dijanjikan’ untuk membela timnas bilamana Kluivert menjadi pelatih timnas.
“Penunjukkan Kluivert akan membantu memuluskan Jairo Riedewald (Antwerp), pemain yang tiga kali membela timnas Belanda dan Mitchel Bakker (Lille) untuk mau bermain bagi Indonesia,” demikian pernyataan ad.nl.

Dengan tambahan kedua pemain tersebut, kemudian Ole Romeney yang sekarang bergabung di klub FC Oxford, milik keluarga Bakrie, ad.nl melihat peluang Indonesia melaju ke Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat-Kanada makin besar.

Baca juga :  Disparbud Sinjai Ajak Pelajar Ikuti Audisi Gita Bahana Nusantara

Namun, ad.nl juga menyadari bahwa tugas Kluivert sangat berat. Persoalannya adalah dalam 10 tahun terakhir Kluivert tidak menunjukkan prestasi moncer menangani klub maupun timnas. Kluivert pernah menjadi asisten Ange Posteceglu di klub Brisbane Roar asal Australia. Menjadi asisten Clarence Seedorf saat menukangi timnas Kamerun. Kemudian menjadi pelatih timnas Curacao, sebelum digantikan Dick Advocaat.

Kluivert sebetulnya berpeluang moncer, menurut ad.nl saat menangani klub Turki Adana Demirspor. Setelah sebelumnya sempat icip posisi di kepala teknik kepelatihan di FC Barcelona, direktur olahraga PSG. Namun di Turki, menurut ad.nl, Kluivert malah berantakan setelah enam bulan.

“Gajinya kerap telat dibayarkan, pemilik klub nya selalu intervensi.”

Bagaikan “Sate rasa keju”

Jika kelima pemain asal Belanda plus yang akan diboyong Kluivert itu jadi direkrut oleh pelatih baru tim Garuda Patrick Kluivert, tentu saja tim Merah Putih itu semakin berjaya, Hanya saja, pemain-pemain domestik akan kian tenggelam jika tidak mampu menampilkan performa terbaiknya.

Meskipun dalam kenyataannya, reputasi pemain asli Indonesia tidak kalah dengan pemain naturalisasi. Katakanlah seperti Marselino Ferdinan dan Risky Ridho yang selalu tampil dalam setiap laga dengan fisik yang tetap prima selama digembleng STY.

Melihat derasnya arus naturalisasi pemain ini, saya mengkhawatirkan PSSI tidak lagi fokus melakukan pembinaan usia dini untuk memperoleh bakat-bakat pemain lokal yang potensial. Sangat dikhawatirkan, para pemain lokal tidak akan menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Klub-klub liga I Indonesia saat ini pun bermandikan pemain-pemain asing yang kualitasnya tidak kalah dengan pemain awak sendiri. Bahkan di liga 2 pun bertebaran pemain asing.

Kalau saja para pemain boyongan pelatih baru tersebut benar-benar bergabung dengan tim Garuda, maka para penonton Indonesia hanya bisa mengenali pemain timnya sendiri dari kostum dan simbol Garuda yang dikenakannya. Habis wajah-wajah mereka lebih banyak asing dan mirip bule, meskipun ada wajah Belanda-Indonesia. Kalau saja tim ini diibaratkan makanan yang disantap, maka kita seakan menikmati “sate rasa keju”. Ha..ha…

Kita tunggu gebrakan pertama pelatih asal Belanda ini 20 Maret 2025 melawan Australia di Sydney Australia dan 25 Maret menjamu Bahrain di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Mudah-mudahan STY menahan diri tidak mengatakan “mat-in” (bahasa Korea, mat :rasa). (*).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Pertamina Gelar Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP) 2025, Apresiasi Insan Media dalam Transformasi Energi

Pedomanrakyat.co.id, Jakarta - PT Pertamina (Persero) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung dunia jurnalistik Indonesia melalui penyelenggaraan Anugerah Jurnalistik...

PSMTI Sulsel dan Pemkot Makassar Jalin Kerja Sama untuk Kemajuan Kota

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, mengajak semua elemen masyarakat untuk memperkuat kolaborasi dalam memajukan kota....

Oknum Pendemo dari Wajo di Bone, Apakah Soal Pilbup Belum Move On?

PEDOMANRAKYAT, BONE - Demo anarkis di Kabupaten Bone yang terjadi hingga malam tadi dinilai tidak murni lagi. Dari...

Ikut Menanggapi Pernyataan Sri Mulyani, BEMNUS: Negara Sudah Putus Asa

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Menteri Keuangan Sri Mulyani menuai kritikan setelah menyebut gaji guru dan dosen sebagai beban besar...